Jumat, 20 Januari 2017

Berapa Purnama

17 comments
Cinta Sejati

Tak mungkin untuk selalu bersama
Ada waktu yang harus kita lalui
Tanpa saling menemani
Apalagi saling membimbing
Mungkin saat itu
Aku akan rapuh
Sepi menjadi temanku
Namun ada kenang tentangmu

Bila hakikat hidup harus terpisahkan
Meniti hari tanpa hadirmu
Kan kuarungi sepi
Kan ku pupuk rindu
Walau tahu temu adalah semu
Kau tak mungkin ku rengkuh

Andai tangis menjadi syair malamku
Biarlah kusenandungkan dihelai gulita
Bukan sesal tak menjelma mimpi
Namun pasrah yang kumiliki

Ku sebut ini cinta sejati
Setia menjalani taqdir ini
Ada harap di ujung perjalanan
Masih misteri ku temukan

***



Berapa Purnama 

Kemana aku harus berlari
Mengejar bayangmu ditepian sunyi
Menyeret langkah yang kian lunglai
Di antara desau sang bayu mengundang gigil

Berapa purnama lagi
Agar sampai pada bilik harapku
Ingin kulihat walau samar
Sosok peluruh rindu ini
Yang telah terbangkan angan
Dan terpaut dalam mimpi

Setiap waktu yang berdetak
Tak ada yang kuasa mencegah rindu
Apakah engkau masih setia
Memupuk rindu yang kau punya
Atau rindu telah membeku
Terbungkus dusta membuat luka

Bila saja rindu menjejak hati
Ingin ku tuai dengan senyum
Hingga luluh segala resah
Yang kerap mengundang gulana
Prasangka datang mengoyak perih

***


If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

17 komentar:

  1. wuaaaaaaa puisinya dalem bikin baper :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai
      sedalam sumur? itu sih masih bisa ditimba hehe

      Hapus
  2. Aku selalu ingin melukismu
    Pada kanvas langit malam,
    Yang penuh dengan kenangan
    Berkeliaran di antara gugusan bintang
    Sepadan kerling matamu kala itu.

    Puan,
    mungkin kini rindu telah menyelimutimu
    Walau tak ada sepijar bintang pun,
    lentera menerangi ruang malam
    Pengap di ruang tiada berpintu

    Seandainya puan sudi
    Ijinkan kubawa lilin kecil di tangan
    Sekedar penerang hati
    Agar mampu kau baca rasaku.

    ronda malam May.., efek minum kopi jadi enggak bisa tidur.., hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. tuan
      telah terlukis indahnya rasa
      pada langit malam bertabur bintang
      bercengkrama mengurai rindu
      sendamu luluhkan sepiku
      fajar pun tersipu malu
      mendapati insan
      di mabuk cumbu

      hehe ...
      selamat pagi
      ngopi lagi yuk

      Hapus
  3. Cinta jangan buat sesak di hati
    Jadikan cinta sahabat sejati
    Yang akan selalu menghiasi hati
    Penuh dengan kedamaian di akhir nanti

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bersahabat dengan cinta
      Berdamai dengan rasa
      Menghiasi hati dengan kedamaian
      Berjalan dengan penuh keikhlasan
      Menyadari cinta bukanlah kesalahan

      Terima kasih pesanmu telah meluluhkan keegoan diri

      Hapus
  4. Menunggu purnama, berarti harus hitungan bulan. Demi Berbulan-bulan, aku setia, tapi purnama enggak untuk memberi kabar.
    Maaf, itu widged share media sosial diatas judul, menutupi judul.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul pak, hitungan bulan yang tak jelas

      iya menutup judul, blm ketemu solusinya, versi seluler 👍🏻

      Hapus
  5. Ketika kerinduan tak lagi tertahan
    Setelah tiga purnama persembahan terabaikan
    Dipuncak bukit diatas karang
    Tak lagi ratap tersedu
    Tetapi lengking menyayat hati... he he salam kenal mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. tiga purnama terabaikan
      tak meratap
      hanya pasrah

      yoi salam kenal kembali

      Hapus
  6. Purnama akan selalu datang
    entah kau renungi atau kau abaikan
    cintailah purnama :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. purnama selalu hadir
      tak ada pesan yang ia bawa
      hanya cahaya menerangi harap
      mana mungkin ku abaikan
      karena selalu ku nantikan

      Hapus
  7. Bagus puisinya..
    Kata-katanya begitu menyentuh..

    #SalamKunjunganBalik

    BalasHapus
  8. dari sekian banyak buku bacaan, aku menghindari yang namanya baca buku puisi.
    bingung, nggak pernah bisa faham sama apa yang dimaksudkan di dalam puisi.

    BalasHapus
  9. Wah, wah, waahh... Kalau lagi baca2 puisi kayak gini, aku jadi ingin ikutan menulis puisi lagi nih. Wkwkwkkwk

    BalasHapus
  10. Mungkin masih beratus-ratus purnama lagi. :(

    Suka diksi yang memupuk rindu itu. :D

    BalasHapus
  11. Puisinya bagus dan keren juga nih mba
    http://paktani02.blogspot.co.id/

    BalasHapus

Terima kasih untuk kehadirannya di blog Maya salam hangat dan persahabatan selalu