Puisi Keraguan : Kala Semua Kian Samar
Aku berdiri di sini
Di keheningan senja
Yang kian meremang
Diantara desah semilir angin
Yang membuatku tersisih
Dan semakin jauh dari jangkaumu
Burung camar yang melayang
Menepis buih di pantai
Butiran pasir yang tersibak ombak
Iramanya yang kadang menyentak
Bagai genderang menabuh pilu
Rindu yang tak mungkin bertaut
Walau kadang resah
Berusaha membuka tabir tanya
Pada jelaga kegelisahan hati
Yang menari pada perigi naluri
Gita rindu yang bersemayam
Terangkai indah membingkai rasa
Dari bahasa kalbu yang tak terurai
Kala semua kian samar
Kasih telaga hati ini mampu menampung rasa dalam kebisuan
Akan makna cinta yang terangkum
Menanti saat menjabarkan kata-kata
Mungkin kelopak asmara merekah
Kala rindu datang menerpa
Tapi pupus kala senja menghilang
Binar mata ini hanya sendiri
Akankah lepas dari genggaman
Mana mungkin terus berharap
Riak prahara telah bergulung dan pecah
Mengigil diguyur keraguan
Denting waktu menjadi menakutkan
Karena cinta menjadi pertanyaan
Dan alasan untuk pembenaran
Hingga ragu untuk melangkah
Kala semua kian samar
Sebuah kejujuran yang kerap meragukan
Apa yang mesti aku lakukan
Saat gejolak rindu menyengat hati
Sedang bintang tak lagi bersinar
Dan bercengkrama hanya karena iba
Ku telusuri jejak jejak bisu masa lalu
BalasHapusDiantara bangku kusam ku berdiri menatap merahnya cakrawala
Lelah aku di senja ini...
Tersungkur aku di senja ini...
Membisu aku di senja ini...
Ingin ku berlari mengejar hangat pagi
Namun waktu belum merestui......
Selamat malam,ijin follow blognya. Jika berkenan boleh follback 😀
Di malam yang hitam ini
BalasHapusAku sendiri meringkuk memegang lutut
Termenung aku di ambang lelah
Menanti pagi yang segera mengetuk
Malam ini begitu sunyi terasa
Aku hanya sendiri memandang bulan
Melihat bahwa di sana seseorang melihat bulan yang sama
Meski nyata jarak memisah
Malam ini begitu sunyi terasa
Disini hanya ada sebilah rindu
Menemaniku hingga terlelap
Mencari celah di ujung rasa
Malam ini begitu sunyi terasa
Bintang di langit menjadi kekasih sunyi
Dan bulan akan selalu menjadi doa yang menemani hati
Membantu kuat saat rapuh kian memakan.
Kunjungan tengah malam sob...
Ampun dah puisitor puisitor ngumpul, aku mah apa atuh.. Pengen juga berpuisi tapi gimana caranya ya. Hehe!
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSelamat pagi,..
BalasHapusPagi. Nama yang kelak boleh kuberi.
Jika untuk bersamamu harus kutenun waktu, akan kutenun hingga meretas ambang batas, karena kamu satu dari alasan-alasanku mengapa harus bernafas.
Seperti hanya ketika kamu ada disebelahku, kala itu eden penuh wewangian seketika mudah aku angankan.
Seketika kala aku hanya sendiri dalam sunyi, bahkan hanya membayang indah violeh ungu, aku tidak mampu.
Kamu yang membuat cahaya menyilaukan menjadi teduh di tatapan.
Kamu yang membuat bingar hingar, menjadi lentik di dengar.
Jika aku kelabu, pasti kamu yang mampu merubahku menjadi terang biru.
Serumpun kunang melukis kabut malang, hingga lunglai lemah duduk bersimbah lelah.
Aku bisa bilang apa?
Karena itulah cara mereka.
Dan manis sajak-sajak berbaris, adalah cara mengobat rindu : padamu si langit biru.
Apakah kamu tahu, dalam diamku ada kamu menari-nari di anganku?
Itu sama seperti butir gula pasir, yang hadir memaniskan teh dalam cangkir.
Seperti tiba-tiba purnama kala aku merindukan kilau cahaya.
Selamat pagi.., ngopi yukk!! hehe.
Setiap insan pasti memiliki keraguan dalam menemukan arti sebuah kejujuran. Tidak semudah itu menemukan kebenaran yang hakiki. Butuh keyakinan yang kuat dan jalani prosesnya setahap demi setahap, sampai kebenaran itu hadir bersama sang waktu..
BalasHapusSyahdu sekali saat membaca puisi ini. Apalagi bacanya malam-malam begini. Seolah bintang merayu dan mengajak keluar untuk bersenandung. Mengusir dan enyahkan ragu. Bagaimanapun bintang tidak pernah ingkar dengan sinarnya.
BalasHapusHaruskah masih ragu.
Kala semua kian samar, maka bawalah lilin atau senter biar padang (terang) biar langkah tidak terhalang.
BalasHapusHhehe,,
Kala senja kian meremang
BalasHapusRisau resah mendera hati yang gamang.
Akankah esok bahagia 'kan kujelang?
Ku harap mentari 'kan bersinar terang
Menerangi kalut hati yang kian gamang.
Ahayy.... samar samar kulihat cahaya terang
Namun hati dipenuhi keraguan.
Cahaya apakah itu gerangan?
Oh ... Ternyata cahaya senter orang nyuloh walang. Wkwkwk
para pujangga pada kumpul hehe
BalasHapusBaru masuk gw... Disini bisa nyolong puisi gak ??? Serpihannya doang kok, gak semuanya
BalasHapusAda senja yg berhiasan kerinduan pada pelangi dipagi hari untuk menyambut semua mimpi malam ini
BalasHapusDari sini kita mewujudkan ambisi bersama cinta sejati hingga akhir nanti