Pelaut tua
Bahtera subuh yang karam
Walau sejenak oleng namun bergeming dari mimpi
Tentang camar-camar yang terdampar
Dan bermukim di pulau tua tak bertuan
Bahtera subuh yang terdampar
Sejenak terkesima
Akan pelaut tua yang hanyut merayu Cahaya
Lewat sajak doa yang tertata
Bahtera subuh yang karam
Sementara mercusuar pelayaran kian redup
Terombang-ambing oleh mentari pagi
Merobek layar bahtera subuh
Pelaut tua terus mengiba
Lewat doa-doa panjang
Merayu Cahaya
Dalam bahtera subuh yang karam
Di ruang hening
Sementara jarum jam terus melingkar
Ku sebut cinta dalam jeda
Waktu yang terus memburu
Mungkin ini yang kusebut rindu
Pada Mu yang memberi tenang
Ingin aku mengenal Mu
Ingin aku memuja Mu
Lewat bait doa yang kurangkum
Menuntun rinduku kepada Mu
Luruhkan nestapa yang mengekangku
Senatiasa rindu ini menggodaku
Selalu ingin menyapa Mu
Dalam bait-bait syair gubahanku
Ku ikuti ruh penyesalan keluh kesahku kepada Mu
Biarkan kuterus berpuisi
BalasHapusTentang rindu meradang hati
Pintalan kata terangkai penuh makna
Meski kau tiada pernah merasa
Bulan merah di beranda malam
Mengusik keindahan jingga senja
Iringi kepulangan merpati mereguk diam
Searah hati merindu bahagia
Kau, perempuan berkalung melati
Biarkan ku terus berpuisi
Tentang malam merenda mimpi
Teruslah jemarimu menari, tuangkan mimpi pada Bait2 sajak, bercerita tentang kerinduan akan bahagia. Yakinkan hati, mimpi-mimpi berubah nyata, hingga tawa tercipta, tanpa kesemuan
Membaca langit, telah runtuh segala rasa.
Menunggu purnama tak sempurna
Padamu kupersembahkan langit yang masih lupa arah jalan pulang, hingga tiada purnama yang bisa kau temui saat ini.
Tetapi percayalah, ketika rembulan perak menerangi hatimu, saat itu kau pun bahagia.
terima kasih puisi yang indah
Hapusmeski dibuat dalam waktu yang singkat, aksara mengalir dan hanyut di dinding blog
hehe
Puisi religi meski sulit untuk di urai dengan kalimat tapi bisa dipahami dengan logika
BalasHapusya ini puisi religi, percakapan dan keluh kesah pada Nya
HapusKakak-kakak disini kelihatan mudah sekali membuat puisi.
BalasHapusKalau saya tidak mudah, mungkin bagi @Jeni mudah
Hapushehe