Jumat, 02 Desember 2016

Lelaki dan Cangkir Kopi

13 comments


"Aku sedang mendengarkan cerita dari secangkir kopi." Jawab lelaki yang sedang duduk di teras rumahnya, setiap kali ditanya orang yang kebenaran melintas di depan rumah kayu itu.

"Ah! Kau ini ... Sungguh tak masuk akal jawabanmu!"

Tentu saja tentang lelaki pemilik secangkir kopi yang pandai bercerita ini, dengan cepat menyebar ke setiap penjuru kampung.

Dan seperti biasa ada yang menanggapi serius dan benar terjadi tapi, ada juga yang tertawa terbahak-bahak tidak percaya. Ada yang dengan sukarela datang langsung bertanya pada lelaki itu.

Kabut masih menyelimuti rumah pemilik secangkir kopi yang pandai bercerita. Udara pagi yang sejuk menemani lelaki itu menyambut tamunya yang sengaja hadir di awal hari ini.

Sengaja lelaki itu menyuguhkan dua cangkir kopi untuk tamunya dan secangkir kopi khusus untuknya. Kopi tersaji dengan aroma kopi yang menyeruak hidung ke tiga lelaki itu.

Lelaki itu membiarkan tamunya memandangi kopi di hadapannya sedangkan dia sendiri menyesap kopi itu dengan sangat nikmatnya.

"Mengapa tuan-tuan hanya memandangi kopi itu? Silahkan untuk dinikmati selagi hangat agar terasa lebih nikmat!"


"Apa benar cangkir kopimu pandai bercerita?" Tanya seorang dari tamunya.


"Jadi itu maksud kedatangan tuan-tuan ke sini?"

"Iya!" Jawab kedua lelaki itu bersamaan.

"Sejak tadi cangkir kopiku ini bercerita."

Kedua tamu itu beradu pandang tak mengerti, karena mereka tidak mendengar apa-apa kecuali suara desau angin dan suara mereka saja.

"Baru saja cangkir kopiku bercerita."


Kedua tamu itu membelalakkan matanya dan mempertajam pendengarannya, rasa ingin tahu membuat mereka melakukan
hal ini.

Tak ada yang istimewa dari cangkir kopi itu, hanyalah cangkir keramik biasa yang banyak dijual di pasar.

"Akan aku ceritakan!"

"Kami akan mendengarkan ceritamu, ya kami sangat ingin tahu.

"Seorang lelaki tua, menempati rumah ini. Dengan lingkungan yang sangat nyaman. Namun lelaki tua itu kesepian dan merasa bosan." Lelaki itu menyesap kembali kopi hitamnya dengan tegukkan yang sangat nikmat.

"Hingga lelaki tua itu menemukan cangkir kopi antik." Lelaki pemilik cangkir yang pandai bercerita itu menghembuskan nafasnya perlahan sambil memutar-mutar tatakan cangkir kopinya seolah sedang mendengarkan cerita dari cangkir kopi itu.

"Lelaki tua itu mempunyai banyak anak, tapi mereka berada di tempat yang jauh dan sibuk dengan urusan dan keluarganya masing-masing." Lelaki itu menatap pada kedua tamunya, lalu kembali menatap cangkir kopinya, seolah sedang menanti cerita yang akan dilanjutkan dari cangkir kopi itu.

"Mengapa lelaki tua itu tidak tinggal bersama anaknya, paling tidak salah satu anaknya?"

"Karena anak lelaki tua itu semuanya wanita."

"Apa maksudnya? Saya tidak mengerti."

"Adat di kampung ini, anak perempuan bila sudah bersuami harus tinggal dan mengikuti suaminya."

"Kemana isteri dari lelaki tua itu?"

"Meninggal dunia setelah sebulan pernikahan putri bungsunya." Jawab lelaki itu pelan.

"Hanya cangkir kopi inilah yang menemani keseharian lelaki tua itu. Lelaki tua itu menganggap cangkir kopi adalah temannya. Mereka saling berbagi cerita tentang kerinduan, kesepian, pahit dan manis kehidupan."


-------------------------------------

Lelaki dan Cangkir Kopi

Mengisahkan seorang lelaki yang kesepian di usia senja.
Hanya fiksi semoga ada hikmah yang bisa di ambil. Mohon maaf penulisan yang salah atau ada kata yang tidak berkenan.

Wassallam

If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

13 komentar:

  1. menceritakan seorang ayah menikmati umurnya yang senja ya mbak

    BalasHapus
  2. Kopi penuh cerita Mbak. asik baca cerita di atas, secangkir kopi :)

    BalasHapus
  3. Sederas apa hujan akan reda, Seluas apa laut samudera bertepi pula. Selama apa menunggu, seraya kita diujung rindu dipeluk temu.
    Secangkir kopi mampu mengobati rasa letihku

    BalasHapus
  4. Secangkir kopi memang damai untuk menemani disetiap hari apa lagi pas rasa sepi menyelimuti hati. hehe

    BalasHapus
  5. Kopi yang membawa cerita tersendiri, pahit dan manis kehidupan bisa terasa hanya dari secangkir kopi.

    BalasHapus
  6. dalam sepi secangkir kopi-pun bisa menjadi teman

    BalasHapus
  7. se-senja-senjanya seroang bapak dan lelaki pada umumnya, minum secangkir kopi mah sudah menjadi wajib dong ah, selain bisa menjadi teman seperjalanan dalam menempuh kehidupan, juga bisa menyegarkan ingatan pada masa muda...*ehh

    BalasHapus
  8. Lelaki dan cangkir kopi juga kopi itu sendiri memang tidak terpisahkan bahkan sampai usia senjanya selalu mencari temannya si kopi itu

    BalasHapus
  9. Secangkir kopi bercerita tentang kehidupan tuannya. Lelaki pemilik secangkir kopi.
    Di usia senjanya, ia hidup sendirian dan hanya bertemankan secangkir kopi. Sedang semua anaknya ikut suaminya masing2.
    Hmmmmm... kasihan.

    BalasHapus
  10. Elaaahhh, gw kira cangkirnya bisa ngomong mbak, wkwkwkwk

    BalasHapus
  11. Kreatif banget, filsafahnya bagus.
    Nice story kak!

    BalasHapus
  12. Aku punya secangkir kopi tapi aku tak punya lelaki di sampingku *nggak nyambung hehe

    BalasHapus
  13. well written! singkat, tapi mengena di hati banget. hanya seorang pak tua dan cangkir kopinya untuk menemani hari-harinya. suka banget

    BalasHapus

Terima kasih untuk kehadirannya di blog Maya salam hangat dan persahabatan selalu