Kamis, 24 November 2016

Cara Rasulullah Memberi Jalan Keselamatan bagi Mereka yang Sedang Tersesat

7 comments
Yang dilakukan Rasulullah berdoa menyelamatkan mereka yang tersesat.

Suatu pagi usai salat subuh, Rasulullah menyampaikan berita kepada jemaah, bahwa “kita akan kedatangan Dahyah.” Mendengar nama Dahyah, para sahabat terhenyak.

Para sahabat mengenal Dahyah sebagai seorang raja yang amat kejam. Pembunuh bahkan pada anak-anaknya sendiri.

Tak lama berselang, terdengar seruan bahwa Dahyah telah datang. Semua hadirin menengok ke arah suara dan pintu masuk. Suasana hening dan tegang. Beberapa sahabat berdiri waspada.

Di tengah kekakuan dan kebekuan suasana, Sang Rasul menyeruak kerumunan jemaah menyambut Dahyah, kemudian Rasulullah mengajak  Dahyah menuju barisan depan mimbar, tempat duduk Rasulullah dan sahabat.

Sebelum mempersilakan sang tamu duduk, Rasulullah menghamparkan serbannya lantas berkata, “Hai Dahyah duduklah, silakan.”

Nabi Muhammad menyuruh Dahyah duduk di atas serban Nabi. Dahyah yang masih berdiri terpana. Setelah sejenak bingung dan kaget, dia kehabisan kata-kata, melihat wajah Nabi dan serban Nabi. Nabi duduk seraya tangan memegang pundak Dahyah.

Dahyah lemas, kakinya lunglai dan tubuhnya melorot. Seraya menggamit serban Nabi, Dahyah menangis meraung seperti anak kecil. Serban itu diciuminya, ditepuk-tepukkan ke jidat dan kepalanya. Sejenak dipandanginya, ditepukkan lagi ke jidat dan wajahnya. Dalam tangisnya, serban itu ia pakai mengusap air matanya.

Pemandangan yang mengharukan. Para sahabat dari menegang menjadi terpana, terpukau, dan kehilangan kata. Semua mata tertuju pada adegan di depan mimbar. Hening. Hanya isak tangis Dahyah yang terdengar.

Setelah reda tangisan Dahyah, Nabi pun bertanya, “Wahai Dahyah mengapa engkau menangis?”

Mendengar pertanyaan Nabi, Dahyah menahan tangisnya, dengan serban nabi yang masih digenggamnya, ia mengusap air matanya.

Dengan suara yang tersendat dia mengucap, “Wahai Muhammad, sungguh mulia dirimu. Engkau sambut diriku dengan kemuliaan ini. Aku amat berterima kasih dan amat tidak menyangka.”

Nabi betanya pada Dahyah : "Wahai Dahyah, apa gerangan maksud kedatanganmu?”

“Wahai Muhammad, sungguh aku telah melakukan kejahatan yang amat besar. Mohonkanlah ampunan kepada Allah Tuhan-mu apakah penebus kesalahanku itu? Jika Allah-mu memerintahkan kepadaku supaya aku bunuh diri, niscaya aku akan melaksanakannya. Dan jika Dia Tuhanmu memerintahkan kepadaku supaya aku mengeluarkan seluruh hartaku, niscaya aku akan mengeluarkannya.”

Nabi bertanya, dengan suara lembutnya, “Dosa apakah itu, wahai Dahyah?”

Dahyah pun berkata dengan sedihnya, “Aku telah membunuh anak-anakku. Sebanyak 70 anak perempuan telah kubunuh dengan tanganku sendiri. Sebagai seorang raja Arab, aku tak menginginkan anak-anak gadisku bersuami. Karena itu, dengan tanganku ini, aku telah membunuhi anak-anak perempuanku. Sebanyak 70 orang.”

Mendengar ungkapan Dahyah, Nabi serius memperhatikannya. Suasana dalam masjid tetap hening, para sahabat menunggu gerangan apa yang hendak Nabi lakukan.

Hingga sejurus kemudian Rasul berkata kepada semuanya, “Wahai saudaraku, baru saja Jibril membisikkan kepadaku, setelah menyampaikan salam dari Allah kepadaku, Allah menyampaikan: ‘Katakanlah kepada Dahyah, demi keagungan dan kemuliaan-Ku, sesungguhnya setelah engkau bersyahadat, Aku telah mengampunimu. Dan syahadat itu menebus dosa selama 60 tahun. Bagaimana Kami tidak akan mengampuni dosamu disebabkan membunuh anak-anak perempuanmu?’

***

Cara Rasulullah memberi jalan keselamatan bagi mereka yang sedang tersesat.

Dalam berdakwah, Rasulullah banyak mengirim surat kepada penguasa di sekitar Kota Madinah, Heraclius, Romawi, Persia, dan lain-lain, karena kekuasaannya memang strategis.

Ibnu Taimiyah berkata, “Agama tanpa kekuasaan jihad dan harta sama buruknya dengan kekuasaan harta dan jihad tanpa agama.”

Kekuasaan dan agama harus ditopang oleh orang-orang yang kuat. Di atas semua yang kuat adalah Allah, sang pemilik orang-orang kuat. Suatu ketika Nabi berdoa, “Ya Allah, anugerahkanlah Islam kepada Dahyah.”

Dalam riwayat lain Nabi juga berdoa : "Ya Rab, jadikanlah satu di antara dua Umar menjadi penguat pasukan-Mu”.

Dahyah masuk Islam, Umar menjadi sahabat Rasul yang amat berpengaruh dan amat berjasa bagi pengembangan Islam. Sebagai pengikut Nabi Muhammad.

Cara yang dilakukan Rasulullah.
Berdoa agar Allah memberi jalan keselamatan untuk mereka yang sesat maupun yang tersesat.

Demikianlah semoga ada manfaatnya, dikutip dari tulisan Jauhari Zailani, Pengamat Masalah Sosial.

If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

7 komentar:

  1. Subhananallah, cara Rasulullah sunguh sangat mulia.
    Terima kasih, mbak sharenya, setelah membaca dapat pembelajarannya.

    BalasHapus
  2. Cara yang sederhana tapi menakjubkan.

    BalasHapus
  3. Bener2 indah cara Rasul ya Mbak :)

    BalasHapus
  4. cuma bisa termenung setelah membaca ini mbak

    BalasHapus
  5. Subhananallah, begitu indah cara Rasulullah memberi jalan dan petunjuk bagi mereka yg tersesat.,

    dari dulu aku suka baca cerita2 yg seperti ini.

    makasih udah share kisahnya.

    BalasHapus

Terima kasih untuk kehadirannya di blog Maya salam hangat dan persahabatan selalu