Rabu, 02 November 2016

Gita Cinta yang Tersimpan Bag. 3

7 comments


Gita Cinta yang Tersimpan



Gita Cinta yang tersimpan bag. 3


Esok harinya Ima masuk sekolah seperti biasa. Ima terbiasa datang awal karena berangkat dari rumah bersama mamanya, yang sekalian menuju kantornya.

"Ayo Ima, kita berangkat sekarang!"

"Sebentar ma, Ima ambil tas dulu di atas."

"Cepat sayang, kita harus segera berangkat!"

Dengan seragam kebangsaannya putih abu, Ima menyandang tas di pundaknya, sepatu kets berwarna putih dengan paduan warna biru muda, Ima langsung naik ke mobil mamanya.

Sampai di sekolah tempat Ima menimba ilmu, suasana masih sepi tampak petugas kebersihan sekolah masih membersihkan daun-daun kering yang berserakan di taman sekolah. Sedangkan siswa dan siswi yang sudah datang tampak masih asik bertegur sapa alakadarnya. Ima melambaikan tangan pada mamanya.

Ima masih tegak digerbang sekolah, tatapannya menyapu halaman parkir sekilas,"hem, Joe belum datang rupanya." Setelah tidak mendapati motor Joe tak ada di halaman parkir. Ima memutar badannya untuk menuju kelasnya.

"Ima tunggu." Seseorang memanggilnya sesaat menghentikan langkahnya dan Ima menoleh ke arah suara itu.

"Hai Ken, ada apa? Tidak bersama Joe?" Ima merasa heran karena Ken biasa datang bersama Joe.

"Tidak, aku sedang tidak bersama Joe hari ini, tapi Joe menitipkan ini tadi malam." Ken membuka tas ranselnya.

"Kemana Joe? Apakah Joe sakit Ken?"

"Ini, untukmu Ima, surat dari Joe."

Perasaan Ima benar-benar gelisah. Hatinya bertanya-tanya, "ada apa ini sebenarnya. Kemarin dia bersama Joe hingga sore. Apakah ada hubungannya dengan kata-kata Joe sewaktu di taman."

"Terima kasih Ken, apakah Joe tidak sekolah hari ini Ken? Mengapa?" Ima menerima surat itu dan memberondong Ken dengan pertanyaan.

Ken hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya. Ken tidak bisa menjelaskan apa-apa karena sudah berjanji pada Joe sahabatnya.

Ima tidak sabar ingin mengetahui isi surat dari Joe. Ima menuju kelasnya.
Sampai di kelas Ima duduk di kursinya, dibukanya perlahan surat itu dan dibaca nya.

"Ima aku minta maaf. Aku tidak bisa selalu ada di sampingmu. Tapi ingat ya, kau akan selalu tersenyum untukku. Suatu saat nanti kita akan bersama-sama lagi, percayalah .... 
Orang tuaku pindah dinas, jadi aku harus ikut mereka. Kemarin adalah hari yang indah aku bahagia bisa menikmati kebersamaan itu. Suatu saat nanti kita akan mengulangi kebersamaan itu. Ima .... Tetap berharap ya. Maafkan aku, kemarin tidak membicarakan kepindahanku karena aku tidak ingin merusak suasana yang indah kemarin. Ima aku ingin jujur padamu, aku tidak kuat untuk mengatakannya langsung. Tetap ingat janji kita ya, kau akan selalu tersenyum dan bahagia bersamaku."

         Joe 

Air mata Ima mengalir membasahi pipinya. Ima sangat sedih dan kecewa. Selama ini Ima selalu menepis perasaan yang ada dalam dirinya pada Joe. "Apakah ini yang namanya cinta ?" Pertanyaan itu muncul kembali dalam benaknya.

Ima merasa sangat kehilangan dan kesepian. Ingatannya tentang Joe tidak pernah hilang. Joe menghilang begitu saja, setelah Ima menyadari perasaannya pada Joe. "Kenapa aku terlambat menyadarinya ?"

Gita cinta yang tersimpan itu kini kian terpatri menunggu saatnya untuk dilagukan. Tak ada yang pernah tahu akankah gita cinta itu menjadi sempurna dengan liriknya. Mungkin akan berhenti hanya dengan sepotong bait yang tak akan pernah usai?


Bersambung ....
If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

7 komentar:

  1. Mungkin kalau Ima tak menepis rasa itu pasti akan bahagia. Tapi mau apa lagi penyesalan kini yang ada.

    BalasHapus
  2. Hmmmm... Gita Cinta yang tertunda, semoga kelak akan dipertemukan dalam bahagia.

    BalasHapus
  3. Gita cinta yang tersimpan..... 💕

    Kalau jodoh gak akan lari kemana.
    Kita nantikan kelanjutan ceritanya. ☺

    BalasHapus
  4. Yah Joe harusnya bilang langsung siapa tau saat mengutarakan kepindahannya Ima juga menyadari perasaannya.

    BalasHapus
  5. Aku pernah mengalami cinta yang terlambat seperti Ima, penggambaran yang diberikan penulis tepat seperti yang pernah aku rasakan, eh? ini terlalu dalam. Pengalaman pribadi kah?

    BalasHapus
  6. kalau jodoh pasti ada cara untuk kembali bertemu

    BalasHapus
  7. Oh noooooooo ....! Joe, teganya dirimu meninggalkan Ima dengan mendadak gini. Pasti sedih itu si Ima. Ya sudah, yang sabar ya Ima! :(

    BalasHapus

Terima kasih untuk kehadirannya di blog Maya salam hangat dan persahabatan selalu