Jumat, 17 Maret 2017

Kisah Cinta Terindah Bag. 3

8 comments
Ini bagian kedua dari Kisah Cinta Terindah



Maka menitiklah air mata Nabi dan berkata, "ini adalah kalung Khadijah."

Kemudian beliau bangkit dari duduknya seraya berkata, "wahai orang-orang sesungguhnya lelaki ini tidak pernah tercela sebagai menantu, maka bolehkah aku membebaskannya? Apakah kalian ridha bila kalung ini aku dikembalikan kepada Zainab?"

Maka mereka menjawab, "ya, wahai Rasulullah."

Kemudian Rasulullah menyerahkan kalung itu kepada Abul 'Ash dan berkata, "katakanlah kepada Zainab, janganlah menghilangkan kalung Khadijah."

Kemudian Rasulullah berkata, "Abul 'Ash maukah engkau bila aku bicara rahasia kepadamu?"

Abul 'Ash menjawab, "ya saya bersedia."

Kemudian Rasullah dan Abul 'Ash mencari tempat yang sepi untuk bicara. Rasulullah bersabda, "wahai Abul 'Ash sesungguhnya Allah telah memerintahkanku untuk memisahkan antara seorang muslimah yang menikah dengan non muslim, maka apakah engkau bersedia mengembalikan Zainab putriku kepadaku?"

Kisah cinta terindah Abul 'Ash sedang di uji, maka dengan berat hati Abul 'Ash menjawab, "ya."

Mengetahui suaminya Abul 'Ash bebas dari tawanan maka Zainab menyambut Abul 'Ash di pintu Mekkah.

Abul 'Ash menemui Zainab dan berkata, "sesungguhnya aku akan pergi."

Zainab keheranan dan bertanya, "kemana engkau akan pergi wahai suamiku?"

Abul 'Ash berkata, "bukan, bukan aku yang akan pergi, tetapi engkaulah yang akan pergi ke rumah ayahmu."

Zainab masih tidak mengerti dan kembali bertanya, "mengapa begitu suamiku?"

Abul 'Ash menjawab, "untuk memisahkan antara aku denganmu, maka aku kembalikan engkau kepada ayahmu."

Tentu saja Zainab berharap agar Abul ' Ash menyertainya. "Apakah engkau akan menyertaiku dan masuk agama Islam?"

Abul 'Ash menjawab, "tidak Zainab."

Akhirnya Zainab pergi ke Madinah bersama putra dan putrinya.

Sejak berpisah dengan dengan Abul 'Ash banyaklah pelamar yang ingin mempersunting Zainab, tapi ditolaknya. Selama enam tahun Zainab berpisah dan masih berharap agar Abul 'Ash kembali padanya.

Demi perniagaan penduduk Mekkah Abul 'Ash mengikuti kafilah dagang dari Mekkah menuju Syam. Saat rombongan kafilah dagang yang mencapai seratus ekor onta dan lebih dari seratus orang laki-laki kembali ke Mekkah munculah pasukan kecil dari Ralullah.

Pasukan Rasulullah berhasil menawan rombongan dari Abul 'Ash, tapi Abul 'Ash berhasil meloloskan diri.

Menjelang malam Abul 'Ash bersembunyi di kegelapan malam, lalu masuk ke Madinah dengan mengendap-endap, penuh ketakutan, hingga Abul 'Ash sampai pada Zainab lalu meminta suaka kepada Zainab. Dan Zainab pun memberi suaka kepada Abul 'Ash.

Zainab sempat bertanya kepada Abul 'Ash, "wahai Abul 'Ash apakah engkau datang sebagai muslim?"

Abul 'Ash menjawab, "bahkan aku sedang dalam keadaan melarikan diri."

Zainab kembali bertanya, "maukah engkau masuk agama Islam?"

"Tidak." Jawab Abul 'Ash.

"Baiklah, jangan takut, selamat datang wahai putra bibi, selamat datang wahai ayah Ali dan Umamah." Demikian Zainab menyambut Abul 'Ash.

Setelah Nabi Muhammad mengimami kaum muslimin dalam shalat fajar, tiba-tiba terdengar suara dari belakang masjid, "aku telah memberi suaka kepada Abul 'Ash bin ar-Arabi."

Lalu Nabi bertanya kepada orang-orang yang berada di dalam masjid, "apakah kalian dengar yang telah aku dengar?"

Mereka menjawab, "ya, wahai Rasulullah."

Zainab kembali bicara, "wahai Rasulullah, sesungguhnya Abul 'Ash jika dia jauh, maka dia adalah putra bibiku dan jika dia dekat maka dia adalah ayah anak-anakku, dan sesungguhnya aku telah memberinya suaka wahai Rasulullah."

Maka bangkitlah Rasulullah dari duduknya seraya bersabda, "wahai sekalian manusia sesungguhnya laki-laki ini tidaklah aku mencelanya sebagai seorang menantu. Dan sesungguhnya laki-laki ini telah berkata kepadaku dan mempercayaiku, dia berjanji kepadaku dan menepatinya untukku. Maka jika kalian mau untuk mengembalikan hartanya dan membiarkannya kembali ke negerinya maka itu lebih aku sukai. Dan jika kalian menolak maka perkaranya adalah ada pada kalian dan hak kalian, aku tidak akan mencela kalian karenanya." Demikian Rasulullah tidak memaksakan keputusan yang dia ambil.

Lalu menjawablah mereka, "bahkan kami berikan kepadanya hartanya, wahai Rasulullah."

Maka Rasulullah bersabda, "sungguh kami telah memberikan suaka kepada orang yang telah engkau beri suaka wahai Zainab."

Kemudian Rasulullah pergi ke rumah Zainab. Rasulullah berkata pada Zainab, "wahai Zainab muliakanlah Abul 'Ash karena dia adalah putra bibimu dan dia adalah ayah dari anak-anakmu, akan tetapi jangan sekali-kali dia mendekatimu, karena dia tidak halal bagimu!"

Zainab menjawab, "iya wahai Rasulullah."

Zainab berkata kepada Abul 'Ash bin ar-Rabi', " wahai Abul 'Ash tidak beratkah perpisahan kita bagimu? Apakah engkau mau masuk agama Islam dan tinggal bersama kami?"

Abul 'Ash menjawab, "tidak."

Abul 'Ash mengambil hartanya dan kembali ke Mekkah. Sampai di Mekkah Abul ' Ash menyerahkan harta yang dia bawa seraya berkata, "wahai manusia ini adalah harta kalian, apakah masih tersisa bagi kalian sesuatu?"

"Engkau telah menunaikannya dengan sebaik-baiknya." Jawab mereka.

Abul 'Ash berkata, "sesungguhnya aku telah bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah."

Lalu Abul 'Ash kembali dan masuk ke Madinah di waktu fajar. Abul 'Ash menemui Rasulullah dan berkata, "wahai Rasulullah engkau telah memberikan suaka kepadaku. Dan hari ini aku mengucapkan persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah."

"Wahai Rasulullah, apakah engkau mengizinkan bila aku ingin ruju' dengan Zainab."

Rasulullah menggandeng Abul 'Ash dan berkata, "ayo ikutlah bersamaku."

Rasulullah dan Abul 'Ash sampai di rumah Zainab. Sebelum masuk Rasulullah mengetuk pintu rumah Zainab lalu berkata, "wahai Zainab sesungguhnya putra bibimu hari ini telah menemuiku dan meminta izin untuk meruju' mu, Zainab apakah engkau mau menerimanya?"

Merah meronalah wajah Zainab dan merekalah bibir Zainab tersenyum. Singkat cerita kisah cinta terindah ini, kembalilah Abul 'Ash kepada Zainab.

Betapa bahagia pasangan Zainab dan Abul 'Ash membina rumah tangganya.

Satu tahu berjalan, tiba-tiba Sayyidah Zainab meninggal. Abul 'Ash sangat sedih. Abul 'Ash sampai menangis dengan tangisan yang sangat keras. Hingga Rasulullah mengusapnya dan menenangkannya.

"Wahai Rasulullah aku tak kuasa hidup di dunia tanpa Zainab." Isak kesedihan Abul 'Ash.

Abul 'Ash sejak ditinggal Zainab hidup dalam kesedihan. Seorang istrri yang setia. Zainab hidup memenuhi hak-haknya sebagai suami Abul 'Ash.

Zainab rela menetap di Mekkah saat ayahnya hijrah ke Madinah. Zainab tidak meninggalkannya dan tidak pula memintanya untuk hijrah ke Madinah. Zainab setia mendampinginya di Mekkah.

Saat Abul 'Ash tertawan, Zainab rela menebusnya dengan harta termahal yang dia miliki. Zainab juga tidak menerima pernikahan selain dengannya.

Saat Abul 'Ash meminta suaka, Zainab memuliakannya dan meminta kepada ayahnya untuk melindunginya. Bagaimana mungkin Abul 'Ash bisa melupakan semua itu?

Abul 'Ash hidup dalam kesedihan mengingat ketulusan cinta dan kesetiaan Zainab.

Sungguh ini kisah cinta terindah. Bagaimana Abul 'Ash menolak saat orang-orang Quraisy meminta agar Abul 'Ash menceraikan Zainab dengan lantangnya. Abul 'Ash tidak sudi mengganti Zainab dengan wanita manapun.

Dua tahun Abul 'Ash hidup dalam kesedihan setelah meninggalnya Sayyidah Zainab, Abul 'Ash pun meninggal. Seolah-olah Abul 'Ash ingin menyusul isterinya, Zainab.

Nah sahabat jejak maya inilah kisah cinta terindah yang aku maksudkan. Semoga Allah meridhai pasangan suami isteri putri Rasulullah, Zainab dan suaminya Abul 'Ash bin ar-Rabi'. Aamiin ya Allah.

Terima kasih sudah membaca Kisah Cinta Terindah semoga kita bisa memetik hikmahnya dari kisah ini.
Wassallam.

If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

8 komentar:

  1. Alhamdulillah kisah cinta terindah selesai ya, terima kasih
    selamat pagi

    BalasHapus
  2. Kisah mbak Zainab dan Mas Abul 'ash bener-bener bikin seluruh kulit tubuh jadi merinding, hiks..
    Ah sudahlah kelama'an disini ntar malah ngabisin tisu lagi, permisi..

    BalasHapus
  3. Wah jadi ini sudah selesai ya, Mba. Sampai ke part ke-3. Kalau di jadikan satu jadi panjang banget ya..he
    Coba aku tengok part awalnya :)

    Bisa diceritakan ulang nih, misal ke teman-teman ataupun ke murid bagi yang berprofesi guru :)

    BalasHapus
  4. beruntungnya zainab bisa bertemu abul ash ya..!

    BalasHapus
  5. saya kira tadi cerita buatan sendiri tapi ternyata cerita yang diambil dari kisah jaman rasulullah dahulu ya
    sip lah bisa nambah pengetahuan juga
    .
    btw udah lama gak kesini tau tau udah berdomain tld saja nih blog maya hehe!

    BalasHapus
  6. ternyata di zaman Rasul juga ada kisah Romantis .
    Nice ending!

    BalasHapus
  7. Ini bisa jadi novelet Mbak Maya :)
    Harus gugling banyak ya untuk cerita kayak gini Mbak :)

    BalasHapus
  8. Akhirnya abu ash masuk islam juga, cuma ketabahan zainab patut dijadikan suri tauladan yang baik sebagai seorang istri

    BalasHapus

Terima kasih untuk kehadirannya di blog Maya salam hangat dan persahabatan selalu