"Ummi ayo cerita lagi." Rengek anaku yang cantik.
"Baik Ummi akan ceritakan dongeng yang bagus untukmu."
Gadis kecilku tersenyum manis, dia segera beranjak menuju tempat tidurnya dan memeluk boneka baby bear kesayangannya, "ayo Mi dimulai ceritanya."
"Sip! Doa dulu ya, karena cerita ini sangat panjang Ummi khawatir kau terlelap sebelum cerita ini selesai."
Gadis kecilku mengucapkan doa sebelum tidurnya dengan sangat fasih dan aku meng-aamiin-kannya setelah dia selesai membaca doanya. Tampak sekali dia sudah tidak sabar untuk mendengarkan cerita. Hehehe ....
Kerajaan Ringin Anom dengan rajanya bernama Prabu Aryo Seto, Prabu Aryo Seto memerintah kerajaan Ringin dengan adil dan bijaksana. Kerajaan Ringin terkenal tentram dan makmur. Karenanya di kerajaan Ringin ini tidak pernah ada kekacauan.
Namun sang Prabu Aryo Seto sangat sedih dan bingung melihat keadaan putrinya. Ya, Raja Aryo Seto mempunyai seorang putri yang bernama Putri Kemuning. Putri Kemuning menderita penyakit keringat yang sangat bau, bau yang sangat tidak sedap dan mengganggu. Sang Prabu Seto sudah mendatangkan tabib untuk mengobati Putri Kemuning, tapi Putri Kemuning belum juga bisa disembuhkan.
Dayang-dayang istana mencarikan obat-obat herbal dan meraciknya untuk mengobati penyakit Putri Kemuning. Bermacam-macam jamu godokan dengan kwalitas terbaik belum juga bisa menangkal penyakit keringat bau sang Putri Kemuning.
Hingga ditengah keputus asaan sang Prabu Seto karena rasa iba melihat keadaan Putri Kemuning mencoba usaha lain. Prabu Aryo Seto akhirnya melakukan semedi meminta petunjuk Tuhan agar penyakit langka yang diderita Putri Kemuning itu dapat disembuhkan.
Setelah beberapa hari Prabu Aryo Seto mejalankan ritual semedinya, maka terdengar suara : "Hai Prabu Aryo Seto .... Ada cara untuk menyembuhkan penyakit Putri Kemuning!"
"Siapakah engkau? Apa yang bisa aku perbuat untuk menyembuhkan putriku?"
"Siapa aku tak perlu kau tahu, aku datang untuk membantumu!"
"Baiklah, sekarang apa petunjukmu? Untuk mengobati putriku?"
"Aryo Seto, adakanlah sayembara!"
"Sayembara?"
"Dan isi sayembara itu adalah ; Barang siapa dapat memetik daun Sirna Ganda yang tumbuh dalam gua di kaki gunung Aega Dumadi yang selalu dijaga oleh seekor ular naga sakti dan naga itu selalu menyemburkan api dari mulutnya."
"Lalu?"
"Siapa saja yang berhasil memetik daun Sirna Ganda akan mendapat hadiah sebagai menantu Sang Raja, sebagai suami dari Putri Kemuning. Dan daun sirna ganda itu harus dimakan oleh Putri Kemuning sebagai penawar dari penyakit putrimu!"
Akhirnya raja Ringin Anom mengumumkan sayembara sesuai dengan petunjuk dari hasil semedinya. Waktu terus berjalan namun belum ada seorang pun yang mau mengikuti sayembara itu. Sang Prabu sangat gelisah. Sementara Putri Kemuning terus mengurung diri karena malu dengan penyakit yang ia derita, keringatnya mengeluarkan bau yang sangat tidak sedap dan mengganggu indera penciuman orang sekitarnya.
Hingga suatu hari datanglah seorang pemuda yang sangat buruk rupa. Sekujur tubuhnya ditumbuhi budug yang sangat menjijikan. Rupanya juga sangat buruk. Siburuk rupa menghadap sang prabu guna mengikuti sayembara.
"Ampun tuanku, hamba mohon izin untuk menghadap."
"Siapakah engkau hai anak muda?"
"Orang-orang memanggilku dengan sebutan Jaka Budug, hamba ingin mengikuti sayembara yang diadakan untuk menolong putri."
"Sudahkah engkau tahu isi sayembara yang diadakan hai Jaka Budug?"
"Ya tuan saya sudah tahu, dan saya bersedia menjadi pendamping Putri Kemuning!"
Sang Prabu sangat bingung melihat keadaan Jaka Budug. Namun sebagai seorang raja yang bijak, Aryo Seto harus menepati titahnya. Hanya saja Aryo Seto tidak tahu apakah Putri Kemuning mau menerima Jaka Budug bila nanti dia berhasil mendapatkan daun Ganda Sirna Ganda.
"Baiklah Jaka Budug! Kau aku perkenankan untuk mengikuti sayembara ini, bagaimanapun kau juga adalah rakyatku. Aku tidak membeda-bedakan rakyatku, semoga kau berhasil!"
"Mohom ampun Tuanku! Hamba mohon izin kepada tuanku Sang Raja, sebelum melaksanakan tugas mohon izin untuk melihat keadaan Sang Putri Kemuning."
"Silakan Jaka Budug!"
Jaka Budug melihat keadaan Putri Kemuning. "Salam tuan putri hamba Jaka Budug memohon izin untuk mengambil daun Sirna Ganda sebagai obat bagi tuan Putri."
Putri Kemuning hanya menganggukan kepalanya, tanda setuju.
Jaka Budug menuju gua di kaki gunung Aega Dumadi yang selalu dijaga oleh seekor ular naga sakti dan naga itu selalu menyemburkan api dari mulutnya. Jaka Buduk telah menyaksikan semburan api naga sakti penjaga pohon Sirna Ganda dari kejauhan.
Dengan gesitnya Jaka Budug memainkan pedang yang dibawanya dan tepat mengenai badan ular naga. Badan ular naga yang terkena goresan pedang mengeluarkan darah. Semburan darah naga tersebut mengenai badan Jaka Budug. Keanehanpun terjadi. Anehnya badan Jaka Budug seketika menjadi halus dan bersih dari penyakit budug.
Jaka Budug terkejut bercampur senang mendapati tubuhnya menjadi bersih. Jaka Budug makin semangat berjuang. Jaka Budug berjuang lebih keras lagi untuk membunuh ular naga sakti penjaga gua. Jaka Budug mengeluarkan semua kemampuannya.
Dengan kemampuan dan kelincahan Jaka Budug, akhirnya sang Naga mampu ia lumpuhkan. Dari tubuh naga darah memancar dengan derasnya. Jaka Budug memanfaatkan darah ular untuk mencuci wajahnya dan membasahi seluruh tubuhnya. Badan Jaka Budug menjadi bersih dari budug tanpa ada bekas dari penyakit yang ia derita.
Si ular naga itupun mati Jaka Budug segera mengambil beberapa lembar daun Sirna Ganda. Jaka Budug lalu kembali ke istana raja Aryo Seto untuk menyerahkan daun sirna ganda. Daun Sirna Ganda dipersembahkan kepada Prabu Aryo Seto.
Tentu saja raja Aryo Seto tidak mengenali Jaka Budug, karena Jaka Budug sudah tidak budugan lagi. Jaka Budug sudah menjadi pemuda tampan yang bersih.
"Anak muda siapakah kau ini?”
"Hamba adalah Jaka Budug, Tuanku."
"Tapi, apa yang terjadi denganmu Jaka Budug, badan tidak budugan dan wajahmu sangat tampan?"
“Inilah karunia Dewata, Tuanku. Tubuh dan wajah hamba berubah karena mandi darah si Naga Sakti.”
Jaka Budug kemudian menceritakan pengalamannya sewaktu melawan ular naga sakti. Mendengar cerita tersebut, Prabu Aryo Seto merasa senang sekali. Putri Kemuning makan daun Sirna Ganda, sehabis makan terjadi suatu keajaiban. Putri Kemuning menjadi sehat kembali.
Kini bau keringat Putri Kemuning kembali harum. Sesuai dengan janji Prabu Aryo Seto, maka Jaka Budug diambil menantu dipersuntingkan dengan Putri Kemuning.
Jaka Budug dan Putri Kemuning hidup bahagia sebagai pewaris tahta Kerajaan Ringin Anom. Jaka Budug memimpin kerajaan dengan bijaksana dan adil seperti Raja sebelumnya, Raja Aryo Seto.
Menurut beberapa situs ini adalah dongeng atau cerita rakyat dari Jawa Timur.
Dari cerita ini bisa diambil pelajaran, yaitu :
1. Sifat pemberani dari seorang Jaka Budug menunjukkan bahwa dalam keadaan bagaimananpun sebagai pemuda harus berani, rela berkorban dan suka menolong.
2. Sifat arif, bijaksana dan menepati janji yang ditunjukkan oleh pemimpin yaitu raja Aryo Seto dan putrinya, Putri Kemuning.
Dongeng memiliki peran penting terhadap imajinasi anak kita, oleh sebab itu sebelum tidak atau di saat kumpul dengan anak-anak, sempatkan untuk mendongenng
BalasHapusbetul mbak, mungkin media eletronik menyajikan film atau cerita dongeng untuk anak2, terapi akan beda bila kita menyempatkan diri utk bercerita pada anak, karena dg bercerita akan terjadi komunikasi dua arah, yaitu antara pencerita dg pendengar
Hapushehe
Dongeng memang bikin anak semangat ya. Apalagi kalau kita ceritanya disambung2 gitu. Bikin anak penasaran. Kisah ini inspiratif sekali. Bisa kuceritain ke anakku ntar malem
BalasHapusMeskipun sdh banyak cerita2 yang disuguhkan oleh media elektonik, akan beda bila diceitakan kembali
HapusAku banyak menemui langsung orang tua yang menceritakan dongeng kepada anaknya sebelum tidur, kalau alasannya sih aku enggak tahu.., tapi yang jelas yang si anak itu merasang senang gitu..
BalasHapusAnak-anak akan senang dan ini menjadi instrumen untuk menjalin kedekatan antara orang tua dengan anak
HapusDongeng yang baik pasti akan turun temurun dari generasi ke generasi karena banyak mengandung pelajaran yang sangat baik.
BalasHapusDan lewat media dongeng sebelum tidur ini bisa mempererat cinta kasih ibu dan anak 👌
Banyak dongeng yang terus diturunkan dari genrasi ke generasi, meski versi yang berbeda tapi isi yang ingin disampaikan lewat media dongeng tetap bisa dipahami
Hapusbetul sekali, sayapun hrs rela meninggalkan aktifitas medsos saya hehe