Sabtu, 05 November 2016

Rahasia Dibalik Rambut Panjang

6 comments



Rahasia dibalik rambut panjang

Di sebuah rumah sakit bersalin, seorang ibu baru saja melahirkan jabang bayinya. "Bisa saya melihat bayi saya?" Pinta ibu yang baru saja melahirkan itu penuh rona kebahagiaan di wajahnya. 

Dengan lembut dan penuh kasih sayang ibu itu membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki mungil itu, si ibu terlihat menahan napasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit, dokter itu tak tega melihat perubahan wajah si ibu. 

Bayi yang digendongnya ternyata dilahirkan tanpa kedua belah daun telinga.  Meski terlihat sedikit kaget, si ibu tetap menimang bayinya dengan penuh kasih sayang.

Waktu terus berjalan dan  membuktikan, bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. 

Anak lelaki itu kini telah memasuki usia sekolah, hingga suatu hari ia bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan si ibu sambil menangis. Ibu itu pun ikut berurai air mata. 

Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan kesedihan. Sambil terisak, anak itu bercerita, 
"Seorang anak laki-laki besar mengejekku, bu ... Katanya, aku ini makhluk aneh."

Meski tumbuh dengan kekurangan, anak lelaki itu kini telah dewasa. Dengan kasih sayang dan dorongan semangat ayah dan ibunya meski punya kekurangan, ia tumbuh sebagai pemuda tampan yang cerdas. Dia tidak hanya cerdas, tapi ia pun pandai bergaul sehingga disukai teman-teman sekolahnya. Ia pun mengembangkan bakat di bidang musik dan menulis. Akhirnya, ia tumbuh menjadi remaja pria yang disegani karena kepandaiannya bermusik.

Sang ayah juga tetap berusaha untuk anak lelakinya itu. Ia bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga. 

"Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuk putra Bapak. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. 

Maka ayah dan ibu anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya kepada anak mereka.

Beberapa bulan sudah berlalu. Hingga akhirnya keputusan demi sang buah hatipun diambil. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelaki itu, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia," kata si ayah.

Meski anak lelaki itu sangat ingin mengetahui siapa yang sudah merelakan daun telinganya untuk didonorkan padanya, tapi ia patuh pada kata-kata ayahnya.

Operasi berjalan dengan sukses. Ia pun seperti terlahir kembali. Wajahnya yang tampan, ditambah kini ia sudah punya daun telinga, membuat ia semakin terlihat menawan. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya.

Beberapa waktu kemudian, ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia lantas menemui ayahnya, "Ayah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar, namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya."

Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan daun telinga itu."

Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."

Anak lelaki itu kembali mematuhi kata-kata ayahnya. Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari, tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga tersebut. Pada hari itu, ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. 

Dengan perlahan dan lembut, si ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku. Ada rahasia dibalik rambut panjang isterinya. Sang ayah lantas menyibaknya sehingga sesuatu yang mengejutkan si anak lelaki terjadi. Ternyata, si ibu tidak memiliki daun telinga.

"Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik si ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya, lihat ibumu tetap cantikkan?"

"Ibu .... Ibu .... Ibu." Suara anak lelaki itu memanggil ibunya diantara isak tangisnya.

Melihat kenyataan bahwa telinga ibunya yang telah diberikan padanya, meledaklah tangisnya. Ia merasakan bahwa cinta sejati ibunya yang telah membuat ia bisa seperti saat ini. 

Subhanallah, cinta seorang ibu sungguh tak terbalas. Cinta sejati seorang ibu pada anaknya, membuat ibu rela melakukan apa saja untuk kebahagiaan anaknya.

---------------------------

If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

6 komentar:

  1. Cerita yang menginspirasi, kasih ibu tak ada duanya dan ibu rela melakukan demi buah hatinya.

    Hmmm, jadi ikut sedih saya, mbak.

    BalasHapus
  2. yang namanya ibu pasti akan melakukan apapun untuk kebahgia'an anaknya, huh jadi teringat sama ibuk:D

    BalasHapus
  3. Demi seorang anak, orang tua berani mengorbankan segalanya. Sungguh kisah yang membuat terharu.

    BalasHapus
  4. Sudah sepantasnya kita selalu menghormati ibu kita. Kasih ibu kepada anaknya memang tak terhingga,sepanjang masa.....

    BalasHapus
  5. Begitu besar pengorbanan seorang ibu kepada anaknya.

    Cerita yang penuh keharuan tersajikan dengan sangat apik dan inspiratif.

    BalasHapus
  6. Pengorbanan yang mengharukan. Udah ketebak dari awal sih sebenarnya ending cerita ini.

    BalasHapus

Terima kasih untuk kehadirannya di blog Maya salam hangat dan persahabatan selalu