Kamis, 26 Januari 2017

Gadis Kecil Bermata Jeli Penyejuk Mata Penentram Jiwa

20 comments

Temanku

Pernah ada seorang teman bilang, "bahasa puisi itu aneh, nyeleneh, lebay ..., aku sulit memahaminya!"

"Hahaha ..., menurutku malah asyik tahu!"

"Apanya yang asyik? Sampai kapan pun aku nggk bakal suka ama yang namanya puisi!"

"Ih! Siapa juga yang maksa dirimu untuk suka puisi!"

"Emang sih! Tapi dirimu suka banget menulis puisi!"

"Loh! Suka-suka aku dong! Kok jadi dirimu yang sewot, haha ..."

Nah ..., nah ... Itu kalau temanku menemukan puisi yang aku tulis. Jujur sih! Aku tidak begitu piawai membuat puisi, tapi aku menyukai menulis puisi. Kesulitan memahami puisi itu tidak hanya bagi temanku yang tidak suka dengan puisi, tapi aku juga kadang tidak memahami bahasa puisi atau kalimat-kalimat dalam sebuah puisi.

Bahkan temanku sempat mengejekku saat aku tidak menemukan apa yang dimaksudkan dari sebuah puisi. Temanku bilang begini, "sok penyair dirimu tuh! Buktinya dirimu tidak tahu makna puisi yang ini!"

Yah! Aku sih cuma mesem-mesem doang, temanku ini tidak bermaksud jelek padaku, emang gayanya begitu sudah dari sejak zaman dahulu kala, hehe ... Suka banget blak-blakkan. Karena kami bisa saling memahami, jadi tak ada masalah dengan sifat-sifat yang kami punya.

***


Bahasa Puisi

Sebelum lanjut membahas sedikit tentang bahasa puisi, ini post saya yang lalu :

Puisi adalah bagian sastra yang terbentuk dari bahasa, karena bagaimana bisa terbentuk puisi bila tidak adanya bahasa. Bahasa puisi ada perbedaannya dengan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Penyair punya kewenangan istimewa dalam memberlakukan bahasa, yang biasa dikenal dengan deviasi bahasa.

Bahasa sastra media puisi berbeda dengan bahasa pidato, buku teks atau karya ilmiah. Sering dijumpai bahasa dalam puisi menyimpang dari kaidah atau ketetapan tata bahasa yang normal. Penyimpangan ini dalam ilmu lingustik disebut deviasi bahasa, ini dibolehkan demi terciptanya visi dari puisi yang diciptakan oleh penyair.

Misalnya deviasi bahasa pada struktur kalimat dalam larik atau baris

1. Menepis sedih ia dalam kalut, Subjek mendahului predikat.

2. Biarkan bumi semakin bergesa, Kata bergesa harusnya ditulis tergesa-gesa.

3. Seribu api, frasa ini maksudnya ingin menjelaskan panasnya api yang beribu kali panasnya dari api biasa.

4. Seperti hujan yang jatuh remis, penyingkatan dari kata gerimis.

Nah, penyimpangan struktur kalimat, pelepasan unsur kata, pembalikan tata urut kata dan penyingkatan kata dalam sebuah puisi ini dilakukan oleh penyair untuk tercapainya keindahan dari puisi yang diciptakannya. Bahasa yang digunakan dalam sebuah puisi lebih leluasa dan dinamis.

Puisi sering digunakan sebagai media komunikasi, menyampaikan maksud hati, kesedihan, kebahagiaan dan masih banyak lagi. Namun adakalanya apa yang dituliskan dalam puisi tidak bisa di cerna oleh semua orang, karena bahasa puisi yang di eksploitasi sedemikian memukau. Bahkan bisa saja salah persepsi oleh sipembaca.

Tapi tidak usah pusing apalagi khawatir dengan penafsiran dari bahasa puisi, karena puisi terbuka untuk berbagai penafsiran selagi penafsiran itu masih dalam batas layak untuk diterima.

Bahasa puisi bagi para penyair bagaikan cat bagi pelukis atau bisa juga tanah liat bagi media pembuat patung. Dengan kepiawaiannya sang penyair bahasa diolah sedemikian rupa dengan susunan gaya bahasa yang demikian luas, tapi bukan berarti tidak perduli pada makna puisi yang akan dihasilkan. Karena keleluasaan untuk mengeksploitasi bahasa dan penyimpangan bahasa atas nama deviasi bahasa.

***




Gadis Kecil Bermata Jeli Penyejuk Mata Penentram Jiwa

Senja perlahan melangkah damai
Santun mengetuk pintu malam yang sejenak terdiam
Menyambut gadis kecil bermata jeli
Luruhkan penat yang membebani

Menjuntai kaki di singgasana nan bersahaja
Ada senda yang menemanimu gadis kecil bermata jeli
Perjalanan hari yang kau miliki
Mampu mengukir senyum di garis lelah ini

Nyanyian malam diselingi desah nafasmu
Harum menyeruak ruang peraduan
Peluk hangat bunda berdendang
Lena bersama indah bunga tidurmu

Gadis kecil bermata jeli
Tak ada keluh milik bunda
Bahagia ananda bahagia bunda
Penyejuk mata penentram jiwa

Gadis kecil bermata jeli penyejuk mata penentram jiwa puisi ini mengungkapkan kebahagiaan ibu pada anaknya yang seharian bekerja namun segala lelah sirna kala melihat sang anak menyambutnya dan ibu menyanyikan lagu mengantar anaknya hingga tertidur dan bermimpi indah.

Seperti di awal saya sampaikan, kalau saya bukan penyair hanya saja saya suka menulis puisi sederhana. Pengetahuan saya dibidang tulis-menulis termasuk puisi yang saya buat saya pelajari secara otodidak, membaca dan bertanya. Secara keseluruhan saya hanya hoby saja. Karena itu saya mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam uraian saya. Adalah suatu kebahagiaan apabila yang saya bagikan di blog ini ada manfaatnya bagi sesama.

If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

20 komentar:

  1. wahhh... saya jug aga suka dengan puisi, lebih suka puisi yang ditampilkan secara langsung diiringi dengan musikalisasi mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya ada banyak cara menikmati dan menampilkan puisi
      saya menghormati perbedaan kok
      hehe .,,

      Hapus
  2. Wah, sepertinya ibu yang satu ini sedang belajar puisi nih. Sepertinya akan menjadi pesaing nak' satria di Koperasi !!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Satria berat atuh, aduh! apa lagi grup Koperasi nggklah ora wani pak haha

      Hapus
  3. Jadi lebih tahu seluk beluk puisi. Biasanya aku nulis ya nulis aja, baca ini makin semangat nih. Makasih ilmunya Mbak Maya

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh terima kasih
      hanya sedikit yang kutahu yah semoga ada manfaatnya

      Hapus
    2. @Wahyu. Ukthy Maya ini jago bikin puisi MA cerita lo mbak hehe.. :)

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. matanya sedih ya mbak, anak mbak :D , salam untuk anak mbak

      Hapus
    2. matanya sedih kenapa ya? Bunda harus pergi mencari sebongkah berlian buat ananda hehe ..,
      inshaallah waallaikumsallam

      Hapus
  5. Masih ingat sama saya ukthy maya? :) Saya andiogan atau Andi WayKa. Ini web baru saya http://web3.hexat.com
    MAAF koment saya gak nyambung :)

    BalasHapus
  6. ya masih ingat, sama-sama dari MWB kan
    alhamdulillah terima kasih sudah menyempatkan hadir
    salam

    BalasHapus
  7. Saya juga suka dengan puisi, Mbak. Suka pula nulis puisi. Tentunya, suka pula baca puisi. Meski, ketika membaca puisi saya sendiri sering saya bertanya pada diri sendiri: inikah yang disebut puisi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya meski bahasa puisi kadang menimbulkan tanya tetap menyenangkan, bahasa puisi memang beda

      Hapus
  8. bahasa puisi itu gabungan deviasi bahasa dan bahasa kias ya May., ya seperti Senja Tanpa Warna, dll

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya begitu mas, sehingga bahasa puisi sangat memukau pembacanya dan kadang menimbulkan penafsiran yang berbeda dari apa yang dimaksudkan sang penyair
      tapi ini tetap bisa diterima kok

      Hapus
  9. Puisi yang sangat bagus :)
    Puisi bisa memberi kita pemahaman yang berbeda dari sekedar kata-kata, di dalamnya ada hal yang mengandung makna sangat dalam, saya suka puisi..

    BalasHapus
  10. bahasa puisi memang indah dan beda walau kadang nggk ngerti

    BalasHapus
  11. Meski makna puisi hanya dipahami oleh pembuatnya tapi saya suka kok bahasanya, terkesan indah..
    Ya begitulah..

    BalasHapus
  12. Bahasa puisi memang akan sulit dipahami bagi orang yang nggak suka puisi.
    Tapi bagi orang yg suka puisi, bahasa puisi itu sangat indah untuk dinikmati.
    Aku pernah dibilang 'Lebay' oleh teman saya yg nggak suka puisi. Tapi bagi saya, menulis puisi itu seni.

    BalasHapus

Terima kasih untuk kehadirannya di blog Maya salam hangat dan persahabatan selalu