Selasa, 24 Januari 2017

Jika Menjanjikan Sesuatu Pada Mereka Maka Tepatilah

16 comments

Jika Menjanjikan Sesuatu pada Mereka maka Tepatilah

Selamat pagi sahabat maya ku.

Betapa terkejutnya saat anak menceritakan hal ini, beberapa hari yang lewat.

Hari Kamis jam dua belas siang seperti biasa Ananda pulang sekolah dengan abudemen sekolahnya. Ia bercerita sambil melepaskan sepatu dan dilanjutkannya dengan membuka kaos kakinya.

Seperti biasa aku memnyambutnya dengan salam, "assallamuallaikum cantik, barakallah." Dan kamipun bersalaman tak lupa aku mencium keningnya.

"Waallaikumsallam Mi, Mi tadi temanku hampir saja di culik!" Suaranya agak tersengal seperti ada rasa takut atau khawatir, entahlah aku kesulitan membaca ekspresi dari mimik wajahnya, karena dia dalam posisi menunduk sedang membuka sepatu dan kaos kakinya.

"Kok bisa gitu, kenapa nak?" Aku duduk disampingnya tanpa melepaskan pandanganku kearah Ananda.

"Tadi itu Mi, ada tante yang cantik banget sama om yang ganteng gitu, terus dia mengajak Gia pulang, katanya mama Gia yang suruh."

"Loh, bukannya Gia ikut abudemen nak?"

"Gia biasa pulang di jemput mamahnya Mi, tapi tadi mamah Gia terlambat menjemputnya, nggk tahu kenapa?"

"Mungkin memang tante dan om itu adalah orang yang di suruh mamah Gia nak?"

"Bukan Mi, kata bu guru ..., mamah Gia tidak pernah menyuruh orang untuk menjemput Gia."

"O, guru tahu ya ..., ada orang lain yang jemput Gia?"

"Iya Mi, Gia langsung lari ke ruang guru."

"Ok, kita ngobrol lagi nanti setelah shalat zuhur dan makan siang ya ..."

***


Jika menjanjikan sesuatu pada mereka maka tepatilah.
Tapi bagaimana bila kita tidak bisa atau berhalangan untuk menepatinya?
Tentunya bukan karena tidak sayang atau tidak perhatian, setiap kemungkinan bisa saja terjadi. Kehati-hatian dan kewaspadaan kita semoga bisa meminimalisir kejahatan yang mengintai sang buah hati. Oh Tidak!
Tentunya orang tua tidak hanya ingin memperkecil kemungkinan kejahatan, tapi juga ingin terhindar dari semua tindakan kejahatan bagi sang buah hati.

Bunda, cerita di atas memang terjadi di sekolah Ananda. Anak pasti dan wajib untuk bersekolah! Tapi bagaimana dengan keamanannya saat sang anak sedang berada jauh dari mata dan jangkauan keamanan kita?

*Post yang lalu :



Tentunya pertama sekali, ketika anak melangkah ke luar rumah, misalnya bersekolah dan melakukan aktifitas lain yang tidak memungkinkan kita selalu ada disampingnya, iringi ananda dengan doa, memohon perlindungan agar sang buah hati selalu dalam perlindungan Yang Maha Perkasa Allah Subhanahuwataalla. *Oh saya sih selalu mendoakan anak say ...* Ada bunda yang di ujung sana nyeletuk hehe ...
Ya betul kita para orang tua selalu dan setiap saat mendoakan keamanan, kesehatan dan juga memohonkan kecerdasan untuk anak-anak kita, saya sangat percaya hal ini.

Bunda pastikan pada guru sekolah siapa saja yang akan menjemput anak saat pulang sekolah, hal ini untuk menghindari agar anak tidak mengikuti ajakan orang lain saat pulang sekolah.

Abudemen sekolah biasanya lebih aman. Tidak hanya aman, tapi mendidik anak lebih disiplin, karena abudemen sekolah biasanya menentukan jam berapa dia dijemput dan jam berapa dia pulang. Nah, ketepatan waktu ini akan melatih anak untuk disiplin waktu. Yah memang sih kadang harus rela sedikit berdesakan beda dengan mobil pribadi hehe ...

Kerjasama dengan pihak sekolah. Menjalin komunikasi dengan pihak sekolah demi memantau perkembangan dan keamanan ananda. Bunda di zaman ini sudah tidak asing lagi jika kita punya kontak handpone, kontak bbm, bahkan berhubungan lewat medsos dengan pihak sekolah dan para dewan guru. Bahkan ada pihak sekolah yang menyediakan pusat sekretariat sekolah online.

Selalu ingatkan pada ananda agar tidak mengikuti orang asing. Berhati-hati pada orang yang belum di kenal. Tidak dengan begitu saja menerima bila ada yang memberikan sesuatu, terutama dalam bentuk makanan.

Dan katakan saat ananda berangkat kesekolah, "hari ini bunda tidak bisa menjemput pulang sekolah, nanti ayah yang akan menjemput," bila memang ayah yang akan menjemputnya, atau sebutkan siapa yang akan menjemputnya pada hari ini. Bila kira-kira akan terlambat menjemputnya katakan, "hari ini bunda terlambat menjemput, tunggu sampai bunda jemput," dan mintalah agar ananda tidak meninggalkan lingkungan sekolah dengan siapapun. Bunda juga bisa berpesan pada pihak sekolah, bahwa hari ini ayahnya yang akan menjemput atau bunda akan terlambat menjemput.


Jika Menjanjikan Sesuatu Pada Mereka Maka Tepatilah


Nah semoga ini ada manfaatnya, sekedar berbagi pengalaman. Demi keamanan sang buah hati.

Sungguh mereka adalah amanah bagi orang tua dan mereka adalah generasi penerus keluarga juga bangsa ini. Adalah kewajiban bagi para orang tua memberi keamanan dan memberi pendidikan. Saya teringat dengan hadis ini, "cintailah anak-anak dan kasih sayangilah mereka. Bila menjanjikan sesuatu pada mereka, tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki." (HR. Ath-Thahawi)

Kita sangat diwajibkan menjaga anak dengan kasih sayang.
Memberikan pendidikan yang baik untuk bekal dunia dan juga bekal akhiratnya nanti. "Orang tua wajib memberikan pendidikan yang terdiri dari tiga perkara, yaitu mencintai Rasulullah, mencintai keluarganya dan tilawah Al-qur'an, karena mereka yang memelihara Al-Qur'an itu berada dalam lindungan Allah bersama Rasulullah dan orang-orang yang suci, pada hari tidak ada perlindungan-Nya" (HR Ath-Thabrani dari Ali RA).

Jadi kita juga berkewajiban memberikan pendidikan agama pada anak kita. Kalau saja ada orang tua yang rela mengeruk dompetnya dalam-dalam demi membiayai anak untuk privat bahasa Inggris, privat menyanyi, privat matematika tentunya orang tua juga tidak akan melupakan agar anaknya bisa pandai mengaji, membaca Al-Qur'an.

Oh ya jadi teringat saat ngobrol sesama ibu di acara parenting beberapa hari lewat. Begini nih obrolan kami :

"Bu Ananda privat ngaji ya?"

"Iya, bu. Dengan privat ngaji ananda lebih semangat beda kalau saya sendiri yang mengajarinya."

"Oh, Abang nggk sempet bu, dia sudah banyak mengikuti beberapa privat, bahasa Inggris, menyanyi, matematika, wah pokoknya sudah penuh deh!"

"Yah kalau gitu bisa bunda sendiri yang mengajarinya."

"Nggak sempat bu, saya harus berangkat pagi dan pulang sudah sore, kalau malam saya, bapaknya dan si Abang sendiri sudah cape, duh nggak sempet deh!"

"Loh mengaji itu penting bu, kalau dikurangi kegiatannya bisa untuk belajar mengaji."

"Lah bayar guru ngaji mahal bu."

Astaghfirullahal azhiim, *cuma ngebatin aja sih! Kalau berdebat dengan ibu yang sifatnya seperti ini sepertinya aku bakal kewalahan deh! Dan Allah tidak menyukai perdebatan. ibu ini dua-duanya punya penghasilan, maksudku suami isteri bekerja. Anak ikut les nyanyi, bahasa Inggris dan les matematika itukan pakai biaya yang juga tidak murah. Masa iya sih untuk kebutuhan rohani anak, belajar mengaji hitung-hitungan gitu. Bayar guru ngaji di rasa berat. Padahal itu tidak selalu benar, ada loh guru ngaji yang dengan sukarela membagi ilmunya tanpa memungut bayaran, tapi apa kita tega begitu? Guru ngaji juga manusia yang punya kebutuhan hidup. Dimana hati nurani sebagai manusia yang katanya berpendidikan.

Semoga hati kita terbuka bahwa anak juga harus didik untuk mengenal dan belajar Al-Qur'an sebagai pedoman hidupnya dan bekal akhiratnya kelak. Jangan mengutamakan pendidikan dunia dan meremehkan pendidikan akhirat. Yuk kita sama-sama memberi semangat pada anak-anak agar mencintai dan mempelajari Al-Qur'an sebagai kitab suci kita Umat Islam.

Mungkin kalimat ini bisa kembali mengingatkan kita, "kejarlah akhirat maka duniamu akan mengikuti."

Cukup sekian dari saya, mohon maaf bila ada kata-kata yang salah dan kepada Allah saya mohon ampunannya.

Wassalam

If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

16 komentar:

  1. seperti php ya kalau ngomong akan berbuat apa tapi tdk ditepati. waduh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebisa mungkin hindari berjanji terlebih kepada anak dan biasakan menepati janji bila sudah terucap meskipun terhadap anak kecil

      Hapus
  2. Ngeri ya.. culik emnculik hiksss..
    Kalo nggak bisa jemput anak, biasanya aku diam malahan Mbak. Tapi sudah aku suruh orang lain ngejemput dan datang lebih awal dan tentu saja si anak udah kenal baik. Kalo dibilangin malah rewel nggak mau sekolah dll dll. Ntar sore habis makaryo baru deh aku jelasin ke anakna hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebagai orang tua kita harus memahami karakter anak, agar lebih mudah mengaplikasikan aturan pada anak

      Hapus
  3. Banyak kejadian akhir-akhir ini menimpa kasus anak, seperti pencurian organ tubuh. Sebaiknya sang ibu lebih berhati-hati lagi terhadap anak yang bersekolah jauh dari rumah. Sebaiknya untuk para ibu datang lebih awal itu lebih baik ketimbang berjanji mau menjemput tapi tidak menepati. Dan resikonya sudah tau kan!!
    Semoga tidak terjadi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya betul, anak-anak sangat rentan dalam hal ini, orang tua harus benar-benar ekstra hati-hati.

      Hapus
  4. emm, betul mbak. dari ortulah anak anak mengerti arti menepati janji. sebelum anak-anak tahu janji dari teman-temannya.:)

    kalau masalah privat, mungkin nanti anakku ku senin-kamis ilmu formal, jumat-minggu ilmu agama, atau pengajian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. anak-anak itu ibaratkan kaset kosong, apa yg dia dengar dan dia lihat sangat mudah terekam dalam memorinya

      Wah! Hebat sudah tersusun rapih ya buat sang buah hati, semoga kelak ananda menjadi anak yang sehat, cerdas, dan membanggakan orang tua dan keluarga
      aamiin

      Hapus
    2. aamiin , aamiin, yaa robbalallamin , makasih mbak doanya :D

      Hapus
  5. Setiap anak memang memiliki sifat yg berbeda-beda juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. meski satu rahim anak memiliki sifat yang tidak sama, ini benar
      menurut saya pribadi lingkungan sangat berpengaruh pada pembentukan sifat atau karakter anak

      Hapus
  6. Ini bisa saya jadikan pelajaran, mbak nanti saatnya punya anak, saya ngerti semuanya. Jadi luangkan waktu dan tepat waktu untuk menjemput anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau aku sangat ingin selalu ada untuk setiap moment dengan anak, karena masa keemasan pada masa anak-anak tak akan terulang

      semoga bermanfaat

      Hapus
  7. Janji adalah hutang. Dan hutang harus dibayar.
    Barang siapa yang berjanji, berarti ia telah berhutang. Hehe

    Memang, kita harus selalu waspada dan menjaga anak2 kita agar tidak terjadi suatu hal yg tidak diinginkan. Tapi terkadang ada juga anak yg merasa dirinya dikekang saat tidak boleh ini dan itu. Padahal, larangan itu pun bentuk kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Eh'hemmm... Kalau sudah bbegini, orang tua hanya bisa ngelus dodo.

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu sebabnya aku jarang membuat janji pada anakku

      anak merasa terkekang karena belum memahami, gunakan rumus bermain layang-layang, kadang di ulur kadang di tarik agar layang-layang bisa terbang tinggi

      Hapus
  8. Kebiasaan sebagian orang tua suka berjanji pada anak tujuannya untuk menghibur memberi semangat, tapi tetap harus ditepati ya

    BalasHapus

Terima kasih untuk kehadirannya di blog Maya salam hangat dan persahabatan selalu