Sabtu, 11 Februari 2017

Rindu Usang Penjara Hati

22 comments

Assallmuallaikum warrahmatullahi wabarrakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.

Alhamdulillah hari ini kita sudah di hari kesebelas di bulan Februari 2017. Eh ..., udah hari Sabtu aja ya. Itulah waktu terus berjalan tanpa kita mampu untuk menahannya.
Waktu terasa cepat bergulir semoga hari yang telah kita lewati adalah hari yang penuh dengan kebahagiaan dan kemanfaatan aamiin.

Ini post puisi yang lalu :

Hari ini blog Jejak Mayaku ingin berbagi tiga puisi sederhana yang judulnya saya jadikan satu judul : Rindu Usang Penjara Hati. Mencoba merangkai aksara menjadi bait puisi walau tak indah biarlah saya terbitkan saja hehe ... Kita mulai yuks!

Rindu

Di senja sore ini
Masih saja rindu dan temu tak jua bersatu
Koalisi dua hati yang hanya mampu memindai rasa
Tak terucap dalih memilih terpisah

Sendiri di panggung cinta
Sepi namun tetap menjadi pelanggan setia menata rindu
Kala jarak tak rela mendekat tanpa alasan
Bahkan tak mendapati jawaban dari pertanyaan yang kita ciptakan

Mengapa rindu ini sama?
Ataukah rindu ini tersesat menuju
Bisakah kau tunjukkan pada rindu
Lewat tinta biru yang berbentuk sajak
Agar arah mana rindu menuju

Ada cemas dalam rantai rasa
Rindu yang tersesat atau mungkin rindu sesaat
Lalu ....
Rindu berpaling dan menabur bisa yang mematikan

***

Rindu Usang

Ingin rasanya menjadi sepi
Lalu bersemayam di lubuk hatimu
Bersandar dan menantimu dari bisu
Tentu saja memilikimu sekali lagi

Ku biarkan rindu usang ini berulang
Aku tahu ini tak salah memang
Melupakanmu adalah menyiksaku
Sulit hilang dalam anganku
Tak semudah mengenalmu

Ku pasrah pada rindu usang yang mencengkram
Berulanglah rindu usang yang telah kau lupakan
Atau tak lagi ada dalam kenang
Tapi aku menyerah pada rindu usang yang berulang

***

Penjara Hati

Melodi suaramu lebih merdu
Saat kau hadir kembali di kotaku
Indahnya sapamu bak denting piano Alfred Cortot

Ingin kembali beriring langkah bersamamu
Menuntaskan rindu pada manja suaramu

Ingin ku cerca dirimu dengan cinta
Lalu ku hardik dirimu dengan sayang
Kan kususupi setiap kerlip matamu
Mengapa kau penjara hati ini

Dimana kau letakkan pintu yang pernah kumasuki dulu
Hingga aku tertawan dalam hatimu
Penjara hati berbingkai emas
Hingga ku lahirkan puisi-puisiku tentangmu

Kau begitu kerap menjadi bintang dalam puisiku
Kau adalah pemeran utama sajak cintaku
Tak perlu kau pinta
Puisi indah mengalir deras di penjara hatimu

***

Tidak bagus ya, tidak apa karena Maya bukanlah pujangga yang pandai merangkai aksara. Puisi ini lahir dari ujung jari yang dahaga, maaf bila puisiku tak ber-ruh. Yang aku ingin hanyalah menulis apa yang bisa ku tuliskan saat hening mencengkam rasa, hehe ... Ok terima kasih selamat pagi.

If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

22 komentar:

  1. Walaupun tidak memiliki ruh, yang terpenting curahan hati sudah tersalurkan melalui sebuah aksara yang sarat akan makna.

    BalasHapus
    Balasan
    1. curahan hati?
      hak perogatif pembaca hehe
      terima kasih

      Hapus
  2. Malam ini bulan penuh, Puan
    Lekaslah kau cari pelepas lelahmu
    Tikar tergelar
    Tempat damai bercengkerama
    Mengganti sunyi dengan rembulan indah

    Malam ini bulan penuh
    Bermainlah pada pelataran jiwa dan hati
    Cobalah kepakan sayapmu perlahan
    Ajak aku menari bersama sekumpulan kunang-kunang
    Lengkingkan nyanyian diri
    Sebagai pengisi sepi dan sunyi
    Sebelum rembulan suram

    ikut nimbrung syair & puisi May, hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. angan menembus kabut
      walau samar biar ku tapaki
      yakin tak tersesat arah memanggil
      berikan padaku setitik cahaya
      agar mampu jejakku bertahan

      hayo kalau berani balas tuh! haha

      Hapus
  3. Di dalam ketiga puisinya terdapat kata rindu yg diulang2. Jangan2 ini berarri sang pembuat lagi rindu berat nih sama seseorang. Hmmm siapa tuh :v ehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. rindu usang yang kembali hadir, siapakah dia? Ada banyak kata mungkin yang mestinya dimungkinkan

      hehe

      Hapus
  4. Pada siapa engkau merindu
    Membuat hati tak menentu
    Obat rindu bersua dengannya
    Apalah daya engkau dimana

    BalasHapus
    Balasan
    1. biarlah rindu bertarung
      siapakah pemiliknya
      ataukah rindu ini tak bertuan

      haha,,,,

      Hapus
  5. Membacanya, serasa menyetuh relung-relung sore ini Mbak. Salam dariku :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha, jangan dalam-dalam ya, khawatir tali timbaku putus
      pagi mbak

      Hapus
  6. yang saat ini saya rasakan "Masih saja rindu dan temu tak jua bersatu"

    berharap dia juga punya rasa yang sama mbak, jangan sebelah tangan. kangen berat

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh kasian dong, sebelah tangan jangan atuh nanti bisa jatuh
      hehe

      Hapus
  7. Pada bisa banget ya bikin puisi. Ajarin dong mba, hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. semua pasti bisa, merdekakan tangan dan pikiran lalu tulislah
      ok terima kasih

      Hapus
  8. pagi mbak maya, bagus mbak, puisinya. cukup menghilangkan rindu sama orang yang jauh disana, begitu membaca puisi mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. selamat pagi
      alhamdulillah bila demikian, semoga yang dirindukan merasakan hehe

      Hapus
  9. betapa setelah membaca rindu usang penjara hati, hatikupun bergetar bak gempa kecil saking terpananya betapa rangkaian katanya sedemikian indah rupawan

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih, tersanjung dech .., hehe
      ah jangan berlebihan, hanya rangkaian aksara sederhana, belajar mengolah kata, walau tak indah
      salam

      Hapus
  10. Puisinya penuh perasaan, seperti dialami sendiri.. Ehehehee

    Rindu tak bertuan, semua orang pernah merasakannya :)

    BalasHapus
  11. Rindu Usang

    Dan rintik gerimis pun tak mampu menggantikan sejuknya hadirmu.

    #Puisi_singkat. 😂😂😂

    BalasHapus
  12. rindu usang.. ah pasti mengganjal Gimana gitu

    BalasHapus

Terima kasih untuk kehadirannya di blog Maya salam hangat dan persahabatan selalu