Jumat, 03 Maret 2017

Mendengar Suaramu Saja Sudah Membuat Aku Senang Bag. 4

23 comments

Halo, sahabat jejakmayaku.com kita ketemu lagi di cerber Mendengar Suaramu Saja Sudah Membuat Aku Senang yang belum baca cerita yang lalu boleh cek di sini ya:

Huh! Apaan sih May bikin cerita bersambung, kapan kelarnya nih cerita?!! Yah ada yang ngomel tuh! Maafkan aku teman bila cerita ini membuatmu jemu, terima kasih untuk kehadiran, komentarnya, suportnya atau apalah ..., caci makinya tengkiyu banget salam hangat untuk semua yang sudah bersedia hadir.

Mendengar Suaramu Saja Sudah Membuat Aku Senang bag. 4

Entah mengapa malam ini terasa sangat panjang. Berjingkat perlahan seakan enggan menuju pagi di kota yang terkenal dengan sungai Musi ini. Sementara rintik hujan masih setia bersenandung mengisi kesunyian malam.

"Ah ..., hujan, berhentilah kau merintih ...." Tiba-tiba Yank teringat kata-kata itu. Yank memutar memori ingatannya pada seseorang yang kerap menuliskan bait-bait puisi dengan bahasa yang indah. Walau kadang Yank tak mampu mencerna setiap kalimat yang terangkai indah dan menjadi puisi seharusnya penuh makna, namun Yank sangat menyukainya.

"Joko ...," Yank menyebut satu nama yang akhir-akhir ini kerap hadir melintas dalam angan, sesaat Yank tersenyum dan membuka akun facebook miliknya. Tiba-tiba Yank sangat berharap ada pesan masuk untuknya dari seseorang yang sempat membuatnya bergidik ketakutan.

"Hem ..., tidak ada." Gumannya dengan rasa kecewa Yank menutup handphone.

Jam dinding telah menunjukkan pukul dua pagi tapi mata Yank tak juga ingin terpejam. Yank meraih selimutnya mencoba mencari posisi yang ternyaman. Sudah berapa kali Yank merubah posisi tidurnya. "Huh! Kepala jadi pusing!" Yank kesal karena tak juga bisa terlelap.

"Yank! Yank! Bangun! sudah subuh!" Suara bi Ros sambil mengetuk pintu kamar.

"Iya bi ..., terima kasih!"

Rasanya malas untuk beranjak dari tempat tidur. Entah jam berapa aku bisa terlelap tadi malam.
"Eeeeuuugghh!" Yank menggeliat, seakan sedang mengusir jin yang menggelayuti mata dan seluruh sendi malasnya.

***

Bus melaju perlahan meningglkan kota Palembang, lambaian tangan Sely terlihat makin mungil dan lenyap dari pandanganku. Aku merapatkan jaketku. Mataku lelah dan mulai terasa berat, ngantuk yang teramat sangat. Ingin rasanya berlama-lama bersama Sely. "Kau pikirkan tawaranku ya .." Bisik Sely ditelingaku saat dia melepasku tadi pagi.

Aku hanya mampu membalasnya dengan senyuman. Teringat masa SMU bersama Sely. Aku mencoba untuk tidur sejenak, melupakan semua ingatan tentang apapun. Aku meraih bantal dan selimut berharap mampu terlelap walau sejenak. Apa daya, mataku sulit terpejam. Untunglah tak lama televisi di bus ini memutar film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Aku mulai larut dalam film yang aku tonton. Film yang mengisahkan kasih yang tak sampai antara Hayati dan Zainuddin. Entah bagaimana awalnya aku merasa kisah kasih dalam film ini seakan menggambarkan kisah kasihku, bila aku menerima Joko sebagai kekasihku.

"Ya ampun, aku lupa membuka hanponeku sejak pagi!" Batin Yank. Yank bagai tersentak kaget, seakan sesal yang teramat atas kelalaiannya ini. Dengan tergesa Yank membuka resleting tasnya.

Jadi pulang hari ini Yank?
Sebuah SMS masuk.
Ya mas ...

Bus berhenti di rumah makan. Yank tidak beranjak untuk turun, Yank merasa cemas, Yank menunggu balasan.

Sudah berangkat Yank?
Sudah mas.
Sudah sampai mana Yank?
Rumah makan mas...

Yank sangat senang, ia sempat tersenyum dan bernafas lega.

Oh ini sedang makan ya?
Belum.
Lah ngopo tho Yank? Aku telpon saja ya?
Iya.

"Assallamuallaikum Yank? Kenapa kok nggak makan?

"Waallaikumsallam, hehe ..., iya ini baru mau turun mas."

"Hehe, lama aku tunggu balasan SMS ku, kok baru di balas?"

"Maaf, HP-ku baru saja aktif, aku sengaja mematikannya, maaf ya mas ..., aku harus menghemat baterai."

"Ya, tapi aku tahu sampean biasa membawa power bank."

"Hehehe .... maaf."

Asam padeh, rendang, cincang, opor ayam, beserta sambal hijau lengkap dengan lalapan telah terhidang di meja. "Mas, aku makan dulu ya ...."

"Ya Yank, maem dulu deh! Nanti kita ngobrol lagi."

"Hehe, iya mas ..., terima kasih ..., assallamuallaikum."

"Sama-sama Yank, selamat makan, jangan lupa berdoa ..., hati-hati ya Yank."

"Nggeh pak, suwon sanget, haha ...." Yank tampak sumringah menerima telpon dari Joko.

"Hahaha, aku senang sampean sudah mau bercanda lagi hehehe, yang aku butuhkan ini Yank, mungkin aku dianggap orang aneh, tapi ini sungguh ..., mendengar suaramu saja sudah membuat aku senang."

"Sudah pak gombalnya, aku mau makan dulu ..., ok."

"Ya, iya hehehe ...."

Yank mengambil nasi sepiring dan asam padeh, Yank melahapnya perlahan. Yank mengisi perutnya dengan perasaan bahagia.

Tampak seorang ibu duduk di samping Yank, dengan balita dipangkuannya. Sepertinya ibu yang kesulitan menenangkan anaknya yang minta dibelikan mainan. Yank teringat ada souvenir terbuat dari kain perca berbentuk boneka dan memberikannya kepada sang ibu untuk diberikan pada anaknya.

Sekilas Yank melihat bayangannya di cermin yang tergantung di dinding rumah makan. Wajah bulat, rambut lurus hitam panjang sebahu. Kulit putih, bibir tipis, gigi rapi tanpa harus dikikir, mata sipit.Yank mengusap wajahnya. Tak banyak yang berubah, kecuali usia yang mulai beranjak.

"Ah anak kecil yang lucu dan menggemaskan." Pandangan Yank kembali beralih pada ibu dan anaknya, yang mulai tenang memainkan boneka pemberian Yank.

Yank beranjak ke kasir dan membayar makanan serta minuman yang ia makan tadi. "Hem semoga aku bisa tidur nyenyak."

Bus kembali bergerak. Satu persatu penumpang mulai terlelap. Yank kembali meraih selimut dan bantal kemudian memejamkan matanya. "Aku ingin tidur." Batin Yank memeluk tangannya.

Bersambung ......
If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

23 komentar:

  1. Memang bisa tidur dikendara'an? kalau saya takut.. takutnya pas bangun udah pindah ke alam lain, ah serem. Btw beberapa bulan yg lalu saya juga nonton tuh cerita Zainudin dan Hayati di kapal, tapi sayang gk sampe akhir.. Abis kapalnya udah keburu merapat. Ya jengkel sih, benci juga.. tapi bukan karena nonton gk tuntas, melainkan jengkel sama si Hayati, tega2nya dia sama Zainudin.
    Lho kok saya malah ngebahas film sih..?! bodo' ah. Haha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah yang ditanya siapa? Pemeranya atau penulisnya? hehe ...
      ntar beberapa bulan itu, bisa jadi dua tahun atau tiga tahun yang lalu ya, hebat tu daya ingatnya
      lah kok jadi ngebahas ini sih? hehe
      ok terima kasih sudah bertamu

      Hapus
    2. Bukannya pemeran dan penulisnya sama aja? saya kira gt..
      Beneran kok beberapa bln lalu, akhir oktober tahun lalu.
      Udah ah jgn ngebahas film itu, kasian si Yank ama mas Joko ntar ngerasa dicuekin, hehe..
      Ok sama2, tengkyu..

      Hapus
    3. sebab ini bagian 4, maka saya langsung menyimak komentar ndotkom, dan kayanya lumayan bisa mengikuti kisahnya....sedikit

      Hapus
    4. Sebab kehadirannya di bagian ke 4 saya ucapkan terima kasih, bisa mengikuti sedkit tidak apalah dari pada tidak hehe

      Hapus
  2. ini cerbung yah mba, selamat berkarya ya mba

    BalasHapus
  3. Itu di bagian bawahnya bintang tiga itu kok penokohannya jadi 'Aku'?
    Kemudian kebawah manjadi 'Yank' lagi. Hehehe...

    Ah, ketika melihat cermin di rumah makan, Yank baru tersadar ya, kalau masih terlihat muda? Wkwkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah sempat kepikiran untuk mengeditnya, knp kok penokohanan jadi plinplan? Kadang kesulitan untuk mendapatkan ruh dari tulisan, hehe semoga tidak mengurangi rasa
      terima kasih, aku butuh pembaca yang jeli untuk lebih baik ok, senang dg koreksinya

      Hapus
    2. Tapi tetap tidak mengurangi tensi ceritanya koq Mbak @Maya....menulis cerita apalagi bersambung....bukan perkara mudah...respect

      Hapus
    3. terima kasih
      arah atau kecondongan cerita masih bisa di cerna, baik terima kasih
      untuk penulis yang sudah mahir tentu tidak akan kesulitan seperti saya
      ok tq sdh sempat hadir

      Hapus
  4. Aku rada bingung baca cerita yang kebawah.
    Tapi bagus, terus ini kelanjutanya lagi kapan?

    Aih baca dialognya jadi baper. Hahaaa..
    Tek tunggu kelanjutane, mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebingungan pembaca adalah tantanganku haha ...

      Hah, cowok kok baperan?
      ok deh terima kasih

      Hapus
  5. andai dunia percintaan ini seperti kisah yank dan joko pasti akan banyak orang yang bahagia! so kisah cintanya romantis banget..., hehe.


    "Lihatlah yank., bolon warna-warni yang terbang di angkasa itu, Indah sekali ya yank?" kata joko memberi ilustrasi.


    loh ini aku kok jadi ikut nulis cerber sih.. haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe ...
      Sudah ngopi belum nih? Eh jangan-jangan baru bangun dari menjemput mimpi, baiklah kita doakan semoga banyak yang bahagia karena bahagia itu hak semua orang.

      "Hai! Joko kau bilang apa? Aku tidak mengerti bolon apa balon sih, hahaha ...." Yank berlagak pilon.

      Hem nggak mau kalah nih!

      Hapus
  6. He..he..
    Ternyata yang sedang memasuki kabut kebingungan, antara kangen dan malu he..he..

    Udah yang jangan malu-malu, kasian mas joko sudah menunggu lama loh.. He..he..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih, kenapa rela menanggung rindu hanya karena malu
      ntar malu-maluin tuh hehehe
      terima kasih

      Hapus
  7. udah lama gak visit blog ini

    BalasHapus
  8. Heeem....lagi kasmaran ya..? Emang sih kalau orang sedang merindu cuma nyebut namanya aja sampai sampai lupa makan lupa ngaktifin hp....moga malam ini mimpi di anu dia ya....

    BalasHapus
  9. Membuat cerita berdurasi panjang seperti ini pasti butuh keahlian tersendiri, semoga saya bisa belajar banyak dari Mbak Maya agar bisa menjadi penulis handal kedepannya nanti...

    BalasHapus
  10. Kenapa mesti malu-malu ya, nggak perlu malu ah, nanti malah keburu ngambek. Hehe

    BalasHapus
  11. terima kasih untuk semua

    BalasHapus

Terima kasih untuk kehadirannya di blog Maya salam hangat dan persahabatan selalu