Senin, 12 Juni 2017

Memaafkan walau Mampu Membalas Dendam

34 comments

Memaafkan walau Mampu Membalas Dendam

Dalam hadist Qudsi Allah berfirman, yang artinya :

"Nabi Musa telah bertanya kepada Allah : Ya Rabbi! Siapakah diantara hamba-Mu yang lebih mulia menurut pandangan-Mu?"

Allah berfirman, ialah orang yang apabila berkuasa (mengusai musuhnya), dapat segera memaafkan." (HQR Kharaithi dari Abu Hurairah r.a)

Hadist Qudsi diatas menerangkan kepada nabi Musa, orang yang mulia dalam pandangan Allah adalah orang yang berlapang dada, toleran, tidak membalas dendam dan memaafkan walau mampu membalas dendam saat ia berkuasa.

Memaafkan walau mampu membalas dendam adalah salah satu perbuatan yang sangat baik dan tinggi nilainya di sisi Allah serta meinggikan derajadnya pada pandangan masyarakat dan musuh.

Dalam tarikh (Lajnah at-Ta'rif bil Islam, 1968 hal. 185-186, Ahmad Muhammad al-Haufi, Min Akhlaqin-Nabi) mengemukakan beberapa prilaku dan ketinggian budi pekerti Rasulullah, diantaranya pada saat perang suci (Ghazwah) Uhud, Rasulullah memaafkan walau mampu membalas dendam, yaitu :

1. Kisah pertama yang berkenaan dengan memaafkan walau mampu membalas dendam.

Nabi Muhammad Shallahu'allaihi wassallam mendapat luka pada muka dan juga patah beberapa buah giginya. Kemudian berkatalah salah satu sahabatnya : "cobalah Tuan doakan agar mereka celaka."

Nabi menjawab : "Aku tidak sekali-kali untuk di utus melaknat seseorang, tetapi aku di utus untuk mengajak kepada kebaikan dan sebagai rahmat."

Lalu Rasulullah menengadahkan tangannya kepada Allah Yang Maha Mulia dan berdo'a, yang artinya :

"Ya Allah ampunilah kaumku, karena mereka tidak mengetahui."

Rasulullah tidak berniat membalas dendam, akan tetapi memilih memaafkan mereka dan dengan rasa kasih sayangnya Rasulullah mendoakan agar mereka diberi ampunan oleh Allah, Rasulullah menganggap mereka belum mengetahui ajakan atau tujuan ajakan baik yang dilakukannya.

2. Kisah yang kedua masih dalam Ghazwah atau perang suci Uhud juga.

Disebutkan adalah seorang budak hitam yang bernama Wahsyi. Saat itu Wahsyi telah dijanjikan oleh majikannya untuk memerdekakannya apabila Wahsyi mampu membunuh paman Nabi yang bernama Hamzah bin Abdul Muthalib radiyallahu anhu. Dan saat itu Wahsyi berhasil membunuh paman Nabi yang bernama Hamzah tersebut, kemudian Wahsyi dimerdekakan. Wahsyi lalu memeluk agama Islam dan menghadap Rasulullah.

Wahsyi menceritakan kepada Rasulullah bahwa dialah yang telah membunuh pamannya yang bernama Hamzah itu.

Rasulullah yang telah menguasai Wahsyi memilih memaafkan walau mampu membalas dendam kepada Wahsyi. Sungguh tinggi akhlak Rasulullah.

3. Ada juga peristiwa lainnya tentang memaafkan walau mampu membalas dendam yang terkenal, yaitu peristiwa Du'tsur.

Adalah peristiwa ini terjadi di zaman Rasulullah. Seorang Arab yang bernama Du'tsur, saat itu Rasulullah sedang tidur di bawah pohon yang rindang.
Du'tsur mendatangi Rasulullah sambil menghunus pedang mengancam Rasulullah dan berkata, "Hai Muhammad siapa yang dapat membelamu selain aku saat ini?!"
Dengan tegas Rasulullah menjawab, "Allah." Du'tsur pun gemetar, sehingga pedang terlepas dari tangannya.
Rasulullah lalu berdiri dan mengambil pedang Du'tsur yang terlepas dan mengancamkannya kepada Du'tsur dan berkata, "siapa yang akan mampu menolongmu saat ini Du'tsur, selain aku saat ini?!"
Du'tsur lalu menjawab, " tidak seorang pun."

Subhanallah apa yang dilakukan Rasulullah saat itu? Rasulullah memilih memaafkan walau mampu membalas dendam.

Kemudian Du'tsur pulang kedesanya dan menceritakan peristiwa yang dialaminya, bahkan Du'tsur mengatakan pada kaumnya bahwa seharusnya dia sudah mati. Karena keluhuran budi Muhammad Du'tsur masih bisa kembali pulang ke desanya dan berkumpul dengan kaumnya.

Akhirnya Du'tsur mengajak kaumnya untuk memeluk agama Islam. Sungguh adalah budi pekerti yang tinggi, suka memaafkan saat berkuasa dan memilih memaafkan walau mampu membalas dendam. Tidak akan menurunkan derajad seseorang dalam pandangan Allah bagi yang suka memaafkan walau mampu membalas dendam.

Tentu masih banyak contoh-contoh yang berkenaan dengan akhlak yang tinggi tentang memaafkan walau mampu membalas dendam.

Hasil dari akhlak yang tinggi dalam kisah-kisah bagaimana yang sebelumnya orang-orang yang memusuhi agama Islam di zaman Rasulullah dengan memaafkan walau mampu membalas dendam maka berduyun-duyunlah orang-orang memeluk Agama Islam.

Dalam hadist R. Hakim dan Ibnu Hiban dari Ibnu Abbas disebutkan, yang artinya :

"Ada tiga hal yang apabila dilakukan akan dilindungi Allah dalam pemeliharaan-Nya, ditaburi rahmat-Nya, dan dimasukkannya ke dalam surga-Nya, yaitu : apabila dia diberi ia berterima kasih, apabila dia berkuasa dia suka memaafkan dan apabila dia marah dia akan menahan diri (tidak jadi marah)."

Demikianlah sekedar catatan Maya tentang memaafkan walau mampu membalas dendam semoga ada manfaatnya bagi pembaca dan khususnya bagi Maya sendiri. Mohon maaf untuk salah dan hilaf karena Maya adalah manusia yang fakir amal miskin ilmu dan kepada Allah Maya mohon dibukakan pintu ampunan untuk setiap dosa dan hilaf, aamiin ya Allah ....

Wassallamuallaikum warrahmatullahiwabarrakatuh.

"Ya Allah, karuniailah kami sifat pemaaf dan lapang dada. Ya Allah, jadikanlah kami orang yang dapat menahan meluapnya kemarahan dan orang yang suka memaafkan yang lain. Aamiin ya Allah ...."

17 Ramadhan 1438 H bertepatan dengan hari Senin tanggal 12 Juni 2017 M


Di ambil dari beberapa sumber

If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

34 komentar:

  1. Sungguh orang yang suka memaafkan adalah orang yang kuat dan dewasa sebab kalau menuruti balas dendam tidak ada kepuasan yang ada hanya rasa gelisah

    BalasHapus
  2. Sungguh mulia manusia yang suka memaafkan , hatinya bersih pasti banyak yang menyayanginya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hidup jadi lebih indah tanpa dendam di hati

      Hapus
  3. Setuju, ia yang mampu memaafkan adalah lebih mulia dalam pandangan Allah.

    Perilaku Rasulullah menjadi teladan kita bersama dalam berbagai kisah yang diceritakan dalam Al-quran maupun hadis. Dan sebaiknya kita mengikuti Beliau dalam segi Ahlaq dan Keimanan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. apalah yg didapati dari tdk memaafkan selain batin tersiksa dan menyuburkan penyakit hati
      karena itulah Rasulullah mencontohkan utk memaafkan walau mampu membalas dendam

      Hapus
    2. membalas dendam dengan arti yg positif ya neng , perlu di contoh dan di praktekin dalam kehidupan sehari hari nih mbak

      Hapus
  4. Nggak mudah memang memaafkan ya Mbak. Ngganjel gitu loh di hati. Tapi kalo kita legowo, rasanya plong :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. nggk mudah ya, kalau gitu beruntunglah org yg mampu memaafkan drpd orang yg mampu membalas dendam, rasanya lega hdp tanpa tekanan kebencian

      Hapus
  5. Memaafkan mah susah bgt mbak. Apalagi kalo yg nyakitin orang-orang terdekat kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya itu hal yang manusiawi, namanya manusia biasa, bukan nabi .., butuh proses hehe

      Hapus
  6. Tidak ada untungnya menyimpan dendam hanya akan jadi penyakit hati, lebih baik memaafkan dan hidup penuh senyuman dan banyak teman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget Jaey, kalau menyimpan dan hanya memikirkan membalas dendam itu bagaikan memberi pupuk pada penyakit hati, darah mendidih ... jantung berdegup tak beraturan
      haduh kebayang deh hidup yg akan dijalani seperti apa

      senyum damai aja deh, hidup jadi adem

      Hapus
    2. Memamafkan orang lain sama dengan memberi pupuk kebaikan pada diri sendiri untuk bertumbuh memiliki jiwa yang besar.

      Hapus
    3. betul sekali, sama halnya berbuat baik pada orang lain adalah berbuat baik pada diri sendiri
      tinggal niatnya terus diperbarui atau diperbaiki hehe

      Hapus
  7. memaafkan memang butuh jiwa besar dan berbesar hati untuk menerima kesalahan orang lain, sehingga tidak muncul niatan membalas dendam

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau demikian hanya mereka yang berjiwa besarlah yang mampu memaafkan kesalahan orang lain dan tdk menyimpan dendam, bagaimana?

      Hapus
  8. Semoga kita semua tergolong dalam kaum yang Pemaaf ya Mbak...
    Amin

    BalasHapus
  9. semoga saja
    aamiin ya Allah

    BalasHapus
  10. Lebih baik memaafkan daripada balas dendam. Setuju, karena dengan memaafkan bisa bikin plong hati, terlebih jika kita balas dendam, orangnya bisa balas lagi, dan kita balas lagi, dan gitu aja terus gak ada akhirnya dan berujung dosa.

    Aku sendiri sejak SMA berusaha untuk belajar memaafkan, sekalipun dia pernah membuatku kecewa or sakit. Dan kalau pun ada masalah, aku rasa lebih baik di bcarakan baik-baik sehingga akan ketemu jalan keluarnya..

    BalasHapus
  11. Betul akhirnya, cuma memikirkan hal yg sia-sia, rugi ya ...
    tidak pernah terlambat untuk memulai, sulit itu manusiawilah, pelan-pelan yang penting berusaha

    BalasHapus
  12. Pemaaf memang bukan sifat yang kemudian muncul begitu saja pada diri manusia, sederhananya pemaaf adalah sifat yang tumbuh dalam diri seseorang ketika orang tersebut telah terbiasa melatih dirinya secara rutin dan terus-menerus untuk dapat memberikan maaf dan juga meminta maaf.


    Jadi ingat kata motivasi dunia

    "Jadilah seperti pohon yang dilempar orang dengan batu.
    Tetapi, ia justeru menggugurkan buah untuk mereka.” (Hasan al-Banna)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pemaaf bagi seorang Maya bukanlah hal yang sederhana, melainkan hal yang sangat luar biasa

      Jangankan memaafkan, meminta maaf pun Maya sering lakukkan

      Hidup ini terlalu singkat, rugi rasanya bila menyimpan dendam dan kebencian

      Hapus
  13. Marah menahan diri, itu hanya dimiliki oleh kasatia hebat. Pada umumnya orang akan membalas dendam, dan bahkan balasannya bisa berlipat-lipat.
    Termasuk saya jika disakiti orang lain, rasanya ingin langsung menonjok.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menjadi orang yang pada umumnya itu hal yang biasa, tapi bila bisa menjadi bagian orang tidak pada umumnya (tentunya dlm kasus maaf dan memaafkan)
      itu hal yang luar bisa hehe
      tinggal menentukan pilihan saja di antara keduanya hehe ...

      Hapus
  14. Terkadang memang memaafkan tidaklah mudah, akan tetapi memaafkan lebih mulia

    BalasHapus
  15. ya begitulah sista
    bukan saja tidak mudah, kita juga kadang harus bisa menerima cibiran orang karena saat kita memaafkan bukan tak mungkin orang akan menganggap kitalah yg paling salah

    situasi yg begitu selain ikhlas dan sabar harus bagaimana lagi

    BalasHapus
  16. Kalo balas dendam perasaan hati gak tenang selalu inget truss tp dengan memaafkan hati tenang masalah pun selesai,, hehe :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mengalah dg memaafkan tdk akan merendahkan derajad seseorg dlm pandangan Allah

      Hapus
  17. Walaupun sulit, memaafkan merupakan bentuk terbesar dari kedewasaan seseorang. Apalagi kalo kita tidak salah, tapi meminta maaf demi menjaga hubungan antar manusia.. tulisan yang amat bermanfaat mba, terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sulit itu melawan rasa ego ya hehe, sip yang penting ada upaya untuk menjadi lebih baik, sekecil apapun perubahan tetaplah ada nilainya
      sama-sama 😀

      Hapus
  18. Kadang jeleknya manusia kalo gak emosi rasanya belum lengkap hehe.. tapi semoga dengan saling mengingatkan seperti ini hati kita menjadi lebih lembut dalam menyikapi masalah :-)

    BalasHapus
  19. memaafkan sejatinya bukan hanya untuk orang lain, tapi juga untuk diri sendiri. hati tenaaang tanpa beban dan prasangka ya teh

    BalasHapus

Terima kasih untuk kehadirannya di blog Maya salam hangat dan persahabatan selalu