Sabtu, 17 Februari 2018

Dendam Terbalas Hatipun Gelisah

31 comments

Dendam terbalas hatipun gelisah, halo pengunjung blog jejak maya judul cerita kita kali ini membuat hati kalian bagaimana? Mungkin biasa-biasa saja atau kepo jadinya. Terima kasih untuk respon cerita sebelumnya yang telah memotivasi admin melahirkan ide membuat cerita hari ini, awalnya tidak pernah terpikir membuat sambungan cerita terdahulu. Buat yang penasaran dengan ending cerita sebelumnya semoga penasarannya terbayar setelah membaca cerita hari ini. Buat yang belum sempat membaca, baiknya baca cerita ini dulu ya :

Setelah pesta usai si tukang sapu pulang kerumah. Kali ini hatinya diliputi rasa bersalah, ia sangat menyesal telah membuat Manendra kehilangan pekerjaannya. "Ah, mengapa aku terlalu menuruti rasa dendam sehingga membalas rasa sakit hati kepada Manendra. Kasihan Manendra harus kehilangan pekerjaannya dan terusir dari istana Kerajaan Penindayan. Harusnya aku tidak boleh sejahat itu padanya. Mungkin saja saat itu Manendra terlalu lelah dan khilaf," si tukang sapu menyesali perbuatannya karena telah memperturutkan hawa nafsunya.

Sementara di Kerajaan Penindayan Sang Raja memerintahkan untuk mencari pengganti Manendra. Pegawai istana yang diperintahkan raja sedang sibuk mencari orang kepercayaan untuk menggantikan kedudukan Manendra yang telah terusir dari kerajaan karena raja telah dirasuki rasa cemburu buta. Sayangnya sangat sulit ditemukan yang sesuai dengan keinginan raja. Ini cukup membuat pusing pegawai istana.

Di pinggiran kerajaan Manendra merenungi nasibnya karena telah melakukkan kecerobohan. Walau sudah berdamai dengan si tukang sapu kerajaan, tapi dia telah terpaksa kehilangan pekerjaannya. Pekerjaan yang telah membuat ia menjadi berbuat kasar pada orang lain. "Ah aku sungguh menyesal, seharusnya aku mengetahui dari awal bahwa sikap ku sangat tidak terpuji dan aku tidak boleh mempermalukan orang lain di tengah orang banyak," batin Manendra. Manendra kian menyadari pintar saja tidak cukup, akan tetapi pintar harus dibarengi dengan akhlak yang terpuji. Batin Manendra benar-benar menyesali kesalahannya. Kini Manendra bingung hendak pergi kemana untuk melanjutkan hidupnya.


Dendam Terbalas Hatipun Gelisah


Pagi hari di Kerajaan Penindayan tampak sang ratu sedang menemani raja di taman kerajaan. Ratu memperhatikan raja, dia seakan membaca keresahan sang raja dan mengusik hatinya untuk bertanya. "Ada apa kanda? Aku melihat kemurungan di raut wajah sang paduka?"

"Aku telah kehilangan orang kepercayaanku, karena dia telah mengkhianatiku."

"Apa gerangan yang telah Manendra perbuat, wahai paduka yang bijaksana?" Ratu tahu betul Manendra adalah orang kepercayaan raja yang dimaksudkan.

"Manendra telah berbuat hina! Dia telah berani mengganggu ratu Kerajaan Penindayan!"

"Mengapa paduka sangat marah? Apakah paduka telah mendapatkan bukti-bukti dari kehinaan Manendra?"

Raja terdiam. Dalam diamnya raja berpikir keras. Ya, raja tidak punya bukti yang kuat. Raja tergesa-gesa mengambil keputusan tanpa bukti. Raja hanya terbakar api cemburu buta.

"Maafkan hamba yang mulia paduka raja yang bijaksana, titah raja adalah undang-undang karenanya berhati-hatilah dalam mengambil dan membuat keputusan."

Demi mendengar penuturan sang ratu yang lembah lembut. Raja baru menyadari kesalahannya. Raja sadar api cemburu buta telah membuatnya menganiaya orang yang belum tentu berbuat kesalahan dan orang tersebut menjadi kepercayaannya selama ini. Raja berpikir tukang sapulah penyebab masalah ini, akhirnya berencana memanggil si tukang sapu.

Tukang sapu yang sedang bingung mencari cara untuk mengembalikan Manendra ke istana. Rasa bersalahnya benar-benar membuat dia tersiksa. Makan tak enak tidurpun tak nyenyak dia gelisah siang dan malam. Kadang rasa takut juga menyerangnya. Ia sangat takut bila raja tahu kesalahan yang sengaja telah ia perbuat. Pikiran si tukang sapu benar-benar kacau.

"Aku ingin si tukang sapu datang menghadapku!" Perintah raja pada pegawai istana.

"Baik paduka raja."

Tukang sapu sedang melaksanakan tugasnya menyapu kamar raja. Pikirannya yang kalut dihatui rasa takut dan rasa bersalah semakin menjadi tatkala pegawai istana memanggilnya menyampaikan pesan raja untuk datang menghadap raja. "Mampuslah kau tukang sapu!" Batin tukang sapu mengutuk dirinya sendiri.

Tukang sapu tergopoh-gopoh menghadap raja rasa takut yang ada padanya tidak mampu ia kuasai. Serta merta ia tersungkur dihadapan raja mengakui semua kesalahannya. Mulutnya nyerocos bicara apa adanya tanpa ada yang dia tutup-tutupi lagi karena ketakutan yang luar biasa. Tukang sapu akhirnya pasrah pada keputusan raja hukuman apa yang pantas untuknya.

"Sebelum aku menghukummu karena engkau telah melakukkan kesalahan, aku perintahkan agar engkau membawa Manendra menghadapku sekarang juga!"

"Baik yang mulia paduka raja."

Si tukang sapu kemudian mencari Manendra dengan perasaan tak menentu. Aneka pertanyaan hinggap dikepala si tukang sapu, "duhai nasibku apa yang akan terjadi? Tampak sekali sang raja sangat marah."

Dengan pengawalan ketat layaknya sang pelaku kejahatan tukang sapu berkeliling mencari Manendra. "Tuan Manendra! Tuan Manendra! Oh tuan Manendra dimanakah engkau aku mencarimu?" Teriakan si tukang sapu memanggil-manggil Manendra.

Manendra yang tengah merenungi nasibnya dipinggiran kerajaan, tengah bingung hendak melangkah kemana. Manendra yakin betul bahwa kerajaan tidak mungkin akan membutuhkan tenaga dan pikirannya lagi.

"Tuan Manendra!!! Jangan pergi! Raja Penindayan memanggilmu untuk menghadap!!!" Seketika si tukang sapu berteriak saat terlihat olehnya dipinggiran kerajaan segera akan memasuki hutan.

"Raja akan menghukumku? Oh malangnya nasibku!" Keluh Mahendra.

"Maafkan aku tuan Manendra, akulah penyebab semua ini."

"Apa yang akan terjadi padaku? Oh tukang sapu, pasti kesalahanku sudah tidak bisa dimaafkan lagi oleh paduka raja."

"Ayolah kita menghadap raja sekarang tuan Manendra, aku juga tidak tahu apa yang akan terjadi padaku."

Mereka akhirnya berjalan beriringin ditemani oleh rasa takut yang amat sangat.

Sampai di istana raja sudah menunggu sambil duduk di singga sananya dengan jubah kebesarannya. Matanya tajam menatap si tukang sapu dan Manendra yang bersujud dihadapannya, tubuh keduanya tampak gemetar. Ucapan permohonan maaf dan mohon ampunan pada sang raja keluar dari mulut keduanya.

Sang Raja mendengarkan dan bangkit dari singga sananya dengan nada tinggi rajapun mengeluarkan kata-katanya, "apa? Omong-kosong apa ini yang telah kalian sampaikan?!Apakah kalian tidak mengenali raja kalian! Hah! Aku akan menghukum kalian dengan hukuman yang setimpal! Selama kalian tidak mengakui kesalahan itu. Aku tidak akan melakukan kesalahan kedua karena hawa amarahku! Dengarkan baik-baik, tidak ada kesalahan yang tidak bisa dimaafkan selama kesalahan itu diakui dan bertekad untuk tidak diulangi lagi!"

 

Manendra masih belum percaya dengan apa-apa yang ia dengar, sedangkan si tukang sapu masih bingung apa yang diinginkan oleh rajanya untuk menebus kesalahannya. Pikiran keduanya terfokus pada penalaran masing-masing, yaitu yang satu tidak percaya akan mendapat pengampunan dan yang satu masih diliputi kebingungan tidak mengerti.

 

Sedangkan raja yang sudah tahu bahwa semua adalah suatu pelajaran baginya untuk tidak mudah percaya dan tergesa-gesa menjatuhkan hukuman sebelum mendapatkan bukti-bukti yang mejelaskan.

Raja tidak ingin kehilangan orang yang bisa diandalkan untuk urusan pengaturan dalam kerajaan yang ia pimpin hanya karena cemburu buta.

Dengan pertimbangan yang matang Raja Penindayan memutuskan agar Manendra kembali menempati posisi yang pernah ia pegang sebelumnya.

"Manendra ini perintah raja, agar kau kembali pada pekerjaanmu dan mulai saat ini kembalilah ke istana kerajaan serta terimalah permintaan maafku karena aku telah memecatmu tanpa mengumpulkan bukti-bukti terlebih dahulu!"

Keputusan raja disambut gembira oleh warga istana. Manendra bersujud syukur atas kebahagiaan ini.

"Dan kau tukang sapu, engkau aku maafkan dan terbebas dari hukuman, ingat pesanku lain kali sampaikan saja rasa tidak nyamanmu pada penasehat kerajaan, kelak penasehat kerajaan yang akan menanganinya, tindakanmu main hakim sendiri bisa memecah belah dan membuat runyam keadaan! Itu saja dan selamat bertugas kembali tunjukkan dedikasi terbaik yang engkau miliki.

Akhirnya semua bahagia dan suasana damai dikerajaan kembali seperti semula. Tidak ada lagi kalimat kasar terlontar dari lisan warga kerajaan, suasana sejuk dan damai saling menghormati serta saling menghargai diantara warga kerajaan menjadi tradisi yang terus diwariskan secara turun-temurun hingga kini.

~~~Tamat~~~


Demikianlah cerita hari ini semoga ada manfaatnya. Salam hangat dari admin jejak maya. Wssallam.

Dongeng : Dendam Terbalas Hatipun Gelisah

If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

31 komentar:

  1. Cerita yang sungguh luar biasa, mba.
    Saya sungguh menikmati ceritanya.
    Pengen juga buat cerita begini tapi nggak jadi-jadi. Harus belajar nih sama mba Maya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, dijadiin dong ok semoga cerita mu lebih luar biasa dari ceritaku
      semangat
      salam

      Hapus
    2. Sama kayak mbak ima. Buat cerita gini belum bisa menarik 😂
      Masih perlu banyak berlatih

      Hapus
  2. kata nyerocos pernah saya dengar kalau emak emak lagi ngerumpi he..he..buat bahan cerita ke anak nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, awalnya saya mau edit mas kata nyerocos, itulah kebiasaan buruk saya malas ngedit konsep
      mungkin masih banyak lagi kata-kata pasaran lainnya

      Hapus
  3. Cerita yang bagus lagi mba :D
    Memang benar ,rasa dendam hanya akan memberi kepuasan sebentar tapi rasa memafaatkan kesesama atau yang lain itu yang sangat bahagia :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya Mayuf
      Memaafkan lebih baik daripada mendendam
      balas dendam lebih banyak menimbulkan masalah baru

      Hapus
  4. ini yang saya suka...
    hepi endingnya
    sebagai manusia kita harus saling menghormati kepada manusia lainnya tak peduli status, agama dan suku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga ada manfaat dari cerita sederhana ini
      terima kasih

      Hapus
  5. Yeaayy happy ending story ini, keren! Hidup kdang seperti itu, ketika sedang berada di puncak,seringkali kita lupa daratan. Jadinya semena-mena. Cerita yang inspiratif dan sarat akan makna,cocok buat bahan cerita anak-anak ini. As always, alus pisan mbak may!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Roda berputar jangan sampai mabuk ya hehe, oh ya ini memang untuk anak-anak di bawah umur 😀

      Hapus
  6. Begitulah dunia, terkadang memang bisa membuat mata hati dan jiwa menjadi buta.

    Dan akhirnya...

    Jeng jeng jeng 😁😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karenanya butuh kacamata untuk membantu memperjelas penglihatan hehe

      akhirnya criiiing ...

      Hapus
  7. Syukurlah masalahnya kelar
    Lagian sih rajanya g punya bukti
    Hadeh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena itu teliti sebelum membeli hehe

      Hapus
  8. Nah ini dia ending yang ditunggu tunggu pembaca, akhirnya mahendra bisa kembali keistana, Pesan moralnya jangan takut kalau memang tidak bersalah karena kebenaran pasti akan datang kedustaan akan sirna

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menang karena curang hanyalah peran para pecundang hehe

      Hapus
  9. bisa mengendalikan diri, tindakan yang bijak, cerita yang menarik

    BalasHapus
  10. Uw buat dongengin adek kl mau bobo pas nih.. Keren bgt, ku mah apa ga bisa bikin cerita begini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silahkan semoga cerita sederhana ini ada manfaatnya

      Hapus
  11. membalas dendam pasti akan melahirkan dendam baru alangkah indahnya hidup tanpa rasa dendam iri dan hasad

    BalasHapus
    Balasan
    1. NAH itu, membalas dendam itu bisa melahirkan, yaitu melahirkan dendam baru
      akhirnya tak pernah selesai

      Hapus
  12. mengendalikan diri untuk tidak menimbulkan dendam di hati agar kita pun tidak berniat untuk membalas dendam, sebab meskipun kemudian dendam bisa terbalaskan, pasti perasaan gelisah akan menghantui perjalanan kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, Dendam adalah penyakit hati yang tidak boleh diberi kesempatan bersemayam dalam dada

      Hapus
    2. yang bersemayam didalam dada mah mendingan aku saja....okeh

      Hapus
  13. Harus memiliki daya imajinasi yg tinggi untuk menghasilkan cerita seperti di atas.
    Btw nama tokoh dapet dari mana mbak maya? Seperti nama dari kisah india

    BalasHapus
  14. Dendam yang tersimpan ibarat bom waktu yang bisa meledak kapan saja , yang sampai tidak peduli waktu, tempat dan siapa saja yang menjadi korbannya.

    BalasHapus
  15. Akhirnya sang tukang sapu itu dimaafkan oleh sang raja... Dan kerajaan kembali seperti sediah kalla...

    Mantep dongeng untuk anaknya mbak mhay... Aku malah suka bingung disuruh bikin cerita buat anakku sendiri..😱😱😳😳

    BalasHapus
  16. rasanya tiada sesiapa pun atas dunia ini, setelah melangsaikan dendamnya, dia akan tenang sampai mati...

    BalasHapus
  17. Bisa ya buat cerita dengan berbagai tokoh, buat dua tokoh susahnya minta ampun. alurnya juga bikin dag dig dug

    BalasHapus

Terima kasih untuk kehadirannya di blog Maya salam hangat dan persahabatan selalu