Membersihkan Kelas Seorang Diri
Alvin masih bersekolah di Sekolah Menengah Pertama kelas tujuh. Alvin terkenal anak yang malas dan tidak patuh pada peraturan sekolah. Teman-teman sekelas Alvin sudah sering mengingatkannya agar merubah sifat buruknya. Tapi bukan Alvin namanya bila mau mengikuti nasehat yang baik.
Alvin tidak hanya bandel di sekolah, di rumah pun Alvin kerap membuat orang tua dan anggota keluarga lainnya memarahinya karena tidak bisa dinasehati. Selain malas dan tidak patuh Alvin senang berada di luar rumah hingga larut malam.
Teman-teman Alvin juga termasuk anak-anak yang mempunyai sifat yang sama dengan Alvin waktunya habis untuk bermain game, nonton televisi atau sekedar nongkrong di pinggir jalan.
Meski sering mendapat hukuman dari sekolah dan orang tuanya tetap saja Alvin tidak jera melakukan kesalahan yang sama.
"Vin! Malam ini kau kerumahku ya, ada film horor, kau pasti suka!" Ajak Jejen di suatu sore.
"Tio dan Dika juga kau ajaklah! Biar ramai!"
"Ah! Kau takut ya? Hahaha ..."
"Halah kau ini! Kau saja yang takut mengaku sajalah! Buktinya kau tak ingin nonton sendiri!"
"Bukan begitu, kalau nonton sendiri tak asyiklah!"
"Nah itu maksudku!"
"Sudahlah! Ayo kita mandi di sungai dekat rumah kau Jen pasti seru!"
Duuarrrr!!! Terdengar suara petir seakan membelah bumi, kilatnya menyambar memenuhi seluruh ruangan. Sesekali terdengar suara lolongan anjing dari kejauhan, "uuuuukkkkk, guk, guk, guk ... uuuuuukkkkk." Alvin terbangun dari tidurnya. Dilihatnya jam yang tergantung disisi kanan tempat tidurnya.
"Ah! Masih jam dua belas malam, sialan ....!"
Alvin merasa sangat haus tenggorokan seakan kering rasa malasnya untuk bangun terpaksa ia singkirkan sejenak untuk pergi kedapur mengambil air minum.
"Huh! Gelap sekali!" Gerutu Alvin kesal.
Sementara petir masih terdengar diiringi rintik hujan yang mulai turun.
"Selalu saja begini setiap hujan petir terjadi pemadaman ..."
Alvin melangkah berjalan menuju dapur sambil meraba-raba karena ruangan benar-benar sangat samar bahkan mendekati gelap.
Krieekkkkk ....
"Hahh!" Alvin mendengar suara pintu yang terbuka secara perlahan. Langkahnya terhenti sejenak mencari dari arah mana bunyi tersebut berasal. Alvin mulai berkeringat ada rasa takut menyelinap dalam benaknya. Terasa benar suasana sangat gelap dan mencengkam.
Krieeekkkk ....
Kembali suara pintu itu terdengar kali ini matanya samar menangkap pintu lemari yang agak terbuka sesaat kilat membantu menerangi penglihatannya. "Oh, ternyata pintu lemari toh!" Tangannya merapatkan pintu lemari, "grrrrrrrr ....." Tiba-tiba Alvin mendengar suara dari dalam lemari.
Alvin mengumpulkan segenap keberaniannya membuka pintu lemari. Disibaknya pakaian yang tergantung di dalam lemari satu-satu meski hanya mampu melihat dengan samar-samar.
"Meoooooonngggg...!!"
"Uwaaaaahhhh! Dasar kucing sialan!"
Alvin sangat kaget dan terjatuh kebelakang karena sangat kagetnya, ternyata ada seekor kucing yang berada dibalik pakaian dan melompat keluar lemari.
Alvin kemudian menuju dapur untuk mengambil air minum. Masih sambil beraba-raba dalam gelap sesekali kilat menyambar menerangi ruangan dan di luar hujan semakin deras.
Saat Alvin melewati ruang keluarga ia merasa melihat seseorang sedang duduk menghadap televisi, ya tampaknya seorang perempuan berambut panjang dan seperti tidak mengetahui keberadaan Alvin. Alvin tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang sedang berada dan duduk di ruang keluarga tersebut.
"Siapa kamu?!"
Tidak ada respon apa-apa. Saat kilat menerangi ruangan sosok itu menghilang dari pandangan Alvin. Alvin menjadi panas dingin karena takut. Dia merasa ada yang sedang berdiri tepat dibelakangnya. Tubuh Alvin tidak hanya panas dingin tapi juga gemetar. Diberanikannya membalikkan badannya ... "Aarrgggghhhhh .....!!!! Setaaaaaan ....!!!! Ada setaaaannn...!!!"
Sontak satu kelas teman Alvin menertawakannya. "Hahahaha ...."
Perlahan Alvin membuka matanya kepalanya terasa pusing baru sadar kalau dia berada di dalam kelas dan tertidur. Mukanya merah karena malu dengan teman-temannya dan matanya merah karena baru terbangun dari tidur. "Hhhh ... Aku ketiduran." Gumannya.
"Alvin! Kamu tidur di kelas lagi ya?!
"Maaf bu."
"Ibu sudah peringatkan kamu berulang kali!"
"Ya bu."
"Ibu paling tidak suka ada yang tidur saat jam pelajaran!"
"Ma ... Maaf bu, maaf bu guru."
"Kamu boleh pulang setelah membersihkan kelas sebagai hukuman, karena tertidur saat jam pelajaran!"
"Baik bu."
Akhirnya jam pelajaran pun usai. Bel berbunyi tiga kali bertanda siswa-siswi boleh meninggalkan kelas dan pulang kerumah masing-masing. Namun tidak demikian dengan Alvin, dia harus membersihkan kelas sebagai hukuman untuknya.
"Hhhhhh .... Gara-gara ketiduran aku jadi pulang belakangan!"
Alvin menjalani hukumannya dengan membersihkan kelas seorang diri. Suasana sekolah sudah sepi, tinggal penjaga sekolah mengunci pintu-pintu kelas satu persatu.
Suasana yang hening membuat Alvin teringat mimpinya dia merasa takut, Alvin berkeringat dingin karena sangat takutnya cepat-cepat dia keluar dari kelas dan berlari menuju pintu gerbang. "Hhh! Sereem, .... Aku kok jadi penakut gini ya? Ah aku tidak boleh mengulanginya lagi! Ini karena aku terlalu sering tidur larut malam di kelas jadi ngantuk, aku jera!"
Sejak kejadian yang memalukan itu Alvin sekarang tidak lagi tidur terlalu larut dan mulai mendengarkan nasehat orang tuanya. Alvin juga mengajak teman sepermainannya merubah kebiasaan untuk tidak lagi menghabiskan waktu hanya dengan bermain saja.
Itu cerita kita hari ini semoga terhibur dan ada manfaatnya, salam kompak selalu dari admin jejak maya. Wassallam.
Baca ini juga yuk, terima kasih
Dongeng : Membersihkan Kelas Seorang Diri
bacanya seru juga mba Maya...
BalasHapusnungguin itu siapa ya kira2 perempuan berambut panjang, oalah ternyata mimpi toh..he he he..
hehe, iya cumi alias cuma mimpi
Hapusdapat hukuman membersihkan kelas dia
Ciritanya bagus mendidik sekali
BalasHapusMimpi mampu merubah diri
Menjadi baik dan terpuji
Heheh, menarik juga ceritanya Mba Maya, aku tunggu cerita selanjutnya (y)
BalasHapusAlhamdulillah hanya mimpi..
BalasHapusKalo beneran juga pasti lebih seru..
Hahhaa.🤣🤣🤣
tuhkan Alvin mendapat pelajaran yang sangat berharga dalam hidupnya yang tidak bisa dia lupakan seumur hidupnya
BalasHapusAlhamdulillah Vin Vin..kamu sekarang menjadi lebih baik ketimbang yang dahulu
Perempuan berambut panjang kiraen kuntilanak, hahaha.. Ternyata, ah sudah lah :)
BalasHapusSerius banget bacanya sambil dagdigdug ternyata oh ternyata
BalasHapussemoga saja mimpinya kemudian beberapa hari kemudian beneran bersua di dalam kelas atau di dalam toilet sekolah ketika neng admin sedang pups sendirian....hiiii
BalasHapuswalah walah vi vin.... masak ya nunggu mimpi setan dulu baru tobat..
BalasHapushaha
seringkali memang begitu udah kejadian baru mau bertobat, mau mendengarkan
BalasHapusMimpi adalah kembang tidur. Mimpi itu berkah supaya manusia bisa terlelap dalam tidur. Berdoalah sebelum tidur agar dapat mimpi yang indah-indah.
BalasHapusKapok kapok deh...Alvin siapa suruh juga tidur dikelas mimpinya serem lagi....
BalasHapusada kawan saya waktu sekolah yang kebiasaan tidur, gak peduli ada guru apa nggak :)
BalasHapusIkutan tegang dan nyaris merinding baca cerita ini, mba Maya.
BalasHapusNgakak juga iya pas tahu ada kucing ngumpet dalam lemari, hehehe....
Saya ambil ceritanya mbak maya, buat keponakan saya ya :)
BalasHapusYa begitulah, pelajaran hidup
BalasHapusKayaknya memang harus kesandung dulu untuk menyadari kalo jalan yg di lewati itu terjal dan berbatu
pengajaran berguna buat alvin..
BalasHapusMakanya jangan ngeblog terlalu malam, jadi tidur di kantor deh.. (ngomelin diri sendiri) 😁😁😁
BalasHapusta kirain lagi bikin dongeng horor, taunya cuman mimpi hahahaha
BalasHapusMantap mba dongeng nya, kalo bukan mimpi mungkin bagus mba , hehe
BalasHapus