Rabu, 14 Februari 2018

Selamat Datang di Pesta Sepesial Manendra

40 comments

Selamat datang di pesta sepesial Manendra, nah itu judul cerita dari admin jejak maya kali ini. Sudah mandi sore belum? Oh ya ini bertepatan aku menulis cerita ini di sore hari itu sebabnya aku kepikiran Menanyakan mandi sore, okelah abaikan saja. Baiklah kita lanjut saja pada cerita kita sore ini yuk!

Baca yang ini juga boleh, terima kasih ya ....


Selamat datang di pesta sepesial Manendra.


Ada sebuah kerajaan yang bernama Penindayan. Di kerajaan Penindayan ini tinggalah seorang pemuda yang sangat pandai dan mampu menarik perhatian sang raja Penindayan. Karena kepandaiannya itu raja mengangkat Manendra sebagai orang kepercayaan kerajaan.

 

Manendra yang sangat pandai itupun akhirnya tinggal di istana raja bergabung dengan warga istana. Manendra tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi dilingkungan kerajaan. Ya, dengan kepandaiannya dan kecerdasannya itu sebentar saja orang-orang yang tinggal di istana sangat menyukai Manendra. Singkat cerita Manendra telah membuat orang-orang terkesan padanya.

Raja Penindayan semakin percaya dengan kemampuan Manendra, sehingga raja kerap kali memberikan tugas-tugas penting padanya.

Suatu hari raja memanggil Manendra untuk menghadapnya.

"Hamba datang menghadap tuan Raja."

"Aku akan menikahkan putri semata wayangku."

"Apa yang harus hamba persiapkan tuan Raja?"

"Kau harus mengatur pestanya semeriah dan semewah-mewahnya!"

"Siap tuanku."

"Kau harus mengundang semua warga kerajaan tanpa terkecuali!"

"Baik tuan raja."

"Semua bangsawan dan raja-raja tetangga jangan sampai terlewat, kau undang juga!"

"Siap yang mulia."

Manendra kemudian mengatur resepsi pernikahan putri Raja Penindayan dengan sangat mewah. Manendra mengundang raja dan ratu di kerajaan tetangga, semua bangsawan, seluruh rumah tangga kerajaan dan orang-orang terhormat lainnya untuk menghadiri pesta resepsi pernikahan putri Raja Penindayan.

Saat pesta mewah di gelar Manendra sangat sibuk memastikan tamu-tamu kehormatan untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik. Sajian hidangan makanan yang lezat tertata dengan sangat apik, Manendra terus mengingatkan penjaga hidangan agar jangan sampai ada undangan yang tidak menikmati jamuan sebelum meninggalkan pesta.

Manendra juga telah menyiapkan souvenir untuk diberikan kepada undangan sebagai penghormatan dan rasa terima kasih atas kehadirannya di resepsi pernikahan putri rajanya ini.

Selama resepsi, dia memastikan untuk memberikan tamu kehormatan dengan pelayanan terbaik. Dia memberikan hadiah kepada tamu untuk menunjukkan rasa hormatnya karena menghadiri undangannya.

 

Tiba-tiba datanglah seorang tukang sapu istana. Dia memasuki arena pesta mewah pernikahan putri raja dan langsung duduk di deretan orang-orang terhormat yang sengaja disiapkan untuk tamu bangsawan kerajaan.

Melihat ulah tukang sapu itu Manendra sangat marah dengan kasarnya dia menarik leher baju si tukang sapu yang sedang duduk dengan nyamannya.

"Penjaga! Kau bawa tukang sapu ini keluar!"

 

Tukang sapu kerajaan merasa sangat terhina. Hatinya benar-benar sangat marah dengan perlakuan Manendra. Dia tidak terima mendapat perlakuan kasar ditengah khalayak. Hatinya bagai teriris-iris perih dan diliputi rasa dendam pada Mahendra, iya si tukang sapu berpikir keras ingin membalaskan dendamnya pada Manendra.

Setelah berhari-hari si tukang sampu memikirkan cara untuk membalaskan dendamnya pada Manendra akhirnya dia merasa menemukan cara yang pas untuk membalaskan rasa sakit hatinya pada Manendra.

Pagi-pagi sekali si tukang sapu mengetjakan tugasnya yaitu menyapu kamar Raja Penindayan. Saat sedang melaksanakan tugasnya ia melihat raja masih ditempat tidur. Raja Penindayan masih setengah tertidur, si tukang sapu mendekat ke sisi kiri tempat tidur raja dan berguman, "wow! Manendra yang pandai itu ternyata benar-benar cerdas hingga berani mendekati tuan ratu!"

Raja yang sedang setengah tidur mendengar gumanan si tukang sapu langsung terbangun dan seakan tersadar dari mimpi. "Benarkah yang engkau katakan?"

"Kau melihatnya sendiri!?" sang raja memastikan apa yang baru dia dengar tadi.

Si tukang sapu langsung bersujud di kaki sang raja, "maaf paduka raja, minuman itu telah membuat hamba mabuk, hamba tidak menyadari apa yang hamba katakan barusan."

Sang raja sangat geram dan telah dirasuki rasa cemburu. "Tolong hamba paduka, hamba hanya sedang mabuk ..."

Raja yang telah dirasuki rasa cemburu itu tidak berkata-kata lagi ia langsung mencari Manendra. Pikirannya sendiri yang telah membenarkan kata-kata yang ia dengar, yaitu gumanan si tukang sapu. Raja Penindayan merasa yakin bahwa si tukang sapu telah melihat kedekatan Manendra orang kepercayaan dengan sang Ratu Penindayan.

Raja benar-benar merasa terganggu dengan kecemburuan yang kini meracuninya. Tanpa berpikir panjang lagi sejak hari itu juga Raja Penindayan mengusir Manendra dari istana kerajaan.

Saat pengawal istana menggiring Manendra untuk keluar istana, datanglah situkang sapu mendekat dan mengejek Manendra, "hati-hati pengawal tuan Manendra itu kepercayaan Raja, dia orang hebat, dia bisa mendatangkan banyak orang ke istana, tapi dia bisa juga melemparkan orang keluar istana dengan kekuasaannya seperti tukang sapu yang hina beberapa hari lalu yang dia usir seenaknya dari pesta terhormat putri raja."

Manendra teringat perlakuannya beberapa hari lewat kepada si tukang sapu. Manendra sangat sedih dan menyesali peristiwa itu. Manendra menyadari bahwa tidak seharusnya ia memperlakukan si tukang sapu dengan cara yang kasar. Ya, tentu saja si tukang sapu merasa sakit hati dan merasa dipermalukan ditengah orang banyak. Manendra tertunduk lesu menyadari kesalahannya.

Dalam perjalanannya meninggalkan istana Manendra mencari cara agar bisa berhubungan baik lagi dengan si tukang sapu. Manendra sangat ingin menunjukkan rasa penyesalannya telah membuat kesalahan yang sangat fatal.

"Oh ya, ya, ya ...." Batin Manendra menemukan cara yang cocok untuk memperbaiki hubungannya dengan si tukang sapu.

Manendra membuat pesta di rumahnya tak lupa ia juga mengundang si tukang sapu. Dalam jamuan pesta itu Manendra memperlakukan tamu-tamunya dengan sangat terhormat. Setiap tamu mendapat perlakuan yang sama sekarang Manendra sadar bahwa setiap tamu yang diundang adalah raja dan harus mendapat penghormatan yang sama.

"Selamat datang di pesta spesial Manendra. Darimanapun asal kalian semua yang hadir dalam jamuan ini ..., kalian adalah tamu-tamu kehormatanku, aku tidak akan membiarkan ada satupun yang terlempar keluar dalam pesta ini karena perbedaan. Kalau saja waktu di pesta pernah ada yang mengalami terlempar keluar pesta karena aku, maka dalam kesempatan ini aku mohon maaf yang sebesar-besarnya. Aku menyadari tidak sepantasnya aku bersikap kasar, padahal ada cara yang lebih santun yang bisa aku lakukan untuk menginggatkan tamu tersebut, sekali lagi aku mohon maaf." Kemudian Manendra menemui si tukang sapu dan menyalaminya. Keduanya tersenyum bertanda telah berdamai dan tidak ada lagi kemarahan di antara keduanya.

"Terima kasih tuan Manendra, sangat tersanjung rasanya dengan penghormatan dan penyesalan yang baru saja tuan tunjukkan." Manendra tidak hanya meminta maaf akan tetapi juga mengakui kesalahannya.

💐


Halo, bagaimana dengan cerita hari ini? Semoga ada hikmahnya ya .... Sampai jumpa pada cerita yang akan datang. Salam manis dari admin jejak maya.

Jadi ingin simpan ini setelah menuliskan cerita di atas. Nabi Muhammad saw bersabda:
“Wahai manusia, sesungguhnya ayahmu satu dan sesungguhnya ayahmu satu. Ketahuilah, tidak ada keunggulan orang Arab atas non-Arab, tidak pula non-Arab atas orang Arab, serta tidak pula orang berkulit hitam atas orang yang berkulit merah. Yang membedakan adalah taqwanya.” (HR. Ahmad).


☘️


Abu Hurayrah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada bentuk atau rupa kamu, juga tidak kepada harta benda kamu. Akan tetapi, Allah swt memandang kepada hati dan amal perbuatanmu semata.” (HR. Ibn Majah).


Mohon maaf lahir dan batin

Dongeng : Selamat datang di pesta sepesial Manendra

If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

40 komentar:

  1. hai mba Maya...

    wuih keren.. bisa menulis cerita begini... kalau saya pernah coba nulis2 cerita, ujung2nya mentok, walau cerita sangat pendek sekali pun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai juga Monica,
      Saya menulis cerita dulu nenek sama ibu sering cerita dan membacakan buku cerita, kadang sampai diulang-ulang sampai saya ada yang hafal ceritanya, kalau lupa ya udah saya modif aja sebisanya
      jadi mohon maaf kalau alur ceritanya nyeleneh alias mustahil secara logika hehe

      Hapus
    2. wah ternyata sudah terdidik dari kecil diceritain nenek dan ibunya, pantas tulisannya bagus

      Hapus
  2. Mbak Maya , bagus ini ceritanya
    Maknanya dapet dan dalem banget...Suka dengan alurnya yang sederhana tapi mengena.
    Keren Mbak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya terima kasih, yang pasti harus terus belajar
      lumayan buat di baca ulang kalau gadis kecilku minta cerita
      hehe

      Hapus
  3. Cerita yang bagus mba :D
    Alhamdulillah hikmah selalu ada di setiap kala kita merasakan dan menghayatinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih
      ya inginnya sih bukan sekedar cerita, tapi ada ibrah dalam cerita
      semoga saja

      Hapus
  4. Ini karangan mba Maya sendiri ya, keren. Meskipun di akhir cerita tidak ada happy ending seperti Mahendra akhirnya kembali ke istana, tapi menurut saya, akhir seperti ini lebih logis.

    Hidup memang berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Manusia juga bisa berubah. Tapi keburukan dan kebaikan, masing-masing memang ada pada setiap diri manausia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku kehabisan kata-kata bingung mau melanjutkan ceritanya
      Memutar memori ke masa putih merah
      haha

      Hapus
  5. Allah SWT memang memandang dari amal perbuatan kita, bukan dari harta yang kita miliki
    ketakwaan seseorang yang paling penting

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya maksudnya ingin menyampaikan itu, tapi nggak tahu deh nyambung nggak nih ceritanya

      Hapus
    2. Setuju, dan saya rasa juga setiap orang menginganku seperti itu ya, Teh. Karena dengan amal kita nggak berat membawanya. Semoga kita semua jadi orang yang bertakwa, dimanapun berada..aamiin..

      Btw, ikut nyempil d.sini komennya ya, Teh..hehe

      Hapus
    3. Eh, ketinggalan nggak ke copy tadi.
      padahal udah ngetik ini : "Kebetulan udah mandi sore dong, Teh..hehe"
      Biar ada yang jawab pertanyaan teh Maya..hehe

      Hapus
    4. Hehe, kalimat tanya sekedar pemanasan sambil mengumpulkan imajenasi seakan berhadapan langsung dengan pembaca

      Hapus
  6. hanya takwa yang bisa mengangkat derajat kita bukan sanab atau tampang muka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaps, semoga ibrahnya di dapat dalam cerita sederhana ini

      Hapus
  7. saya malah penasaran itu si manendra apakah bisa balik lagi ke istana.

    terus kalau udah gak di istana kerja apa dia? he..he..

    Piss...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah tuh dia, saya sudah mati rasa untuk memutar memori kembali mencari aksara yang tercecer entah dimana ya haha

      ow nggak apa enjoy aja

      Hapus
  8. Keren banget kak bisa cerita seperti,, ceritanya bagus akau suka..

    BalasHapus
  9. seandainya para koruptor dan pera pejabat lainnya yang sedang disangkakan sebagai koruptor mengakui sekaligus meminta maaf kepada rakyat seperti halnya Manendra dalam kisah diatas, tentu saya akan merasa kagum kepadanya....#ehh

    BalasHapus
    Balasan
    1. tumben saya baca ceritanya sampe tuntas kan

      Hapus
    2. Tepuk tangan buat mang Lembu..... Yeaaayyy...

      Hapus
  10. cocok banget nih ceritanya buat dongeng sebelum tidur mbak

    BalasHapus
  11. Banyak pesan di sampaikan di cerita ya mbak
    Jangan sampai sedikitpun melukai hati seseeorang, kita tidak tau apa yg akan berdampak pada diri kita.
    selalu mawas diri dan berhati-hati dlaam bersikap, tutur kata.
    Setelah itu jgan pernah menyimpan dendam, meminta maaf dan saling memaafkan akan menjadikan hidup kita lebih bahagia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Intinya berlapang dada mas.. semua terasa indah, itu harapan kita semua :)

      Hapus
  12. Hebat mba maya, bisa menulis cerita seperti ini bukan hal yang udah lho, butuh wawasan yang luas dan daya imajinasi tinggi, saya terus terang belum bisa...

    BalasHapus
  13. Wow boleh ku save yak ceritanya. Buat dongeng keponakan kl nginep di rumahku mbak.. Hhh
    Maknanya dalem bgt, bisa untuk menumbuhkan karakter anak :)

    BalasHapus
  14. Dan perlu di ingat apa dan siapapun mereka, semua memiliki hati dan perasaan

    Jadi, janganlah memandang orang hanya dari pakaianya karna sesungguhnya kita adalah sama siapapun itu

    BalasHapus
  15. ceritanya inspiratif mbak seperti biasanaya, ini bisa jadi pelajaran yg bisa di ambil tiap berkunjung ke blog ini :)

    BalasHapus
  16. Wah si tukang sapu rupanya suka mabuk ya, dan cepat cepat suduj di hadapan Raja, karna berbicara lantang tidak terkontrol akibat mabuk

    BalasHapus
  17. Trus gimana dong nasib mahendra apa bisa balik ke Istana...itu ending yg ditunggu tunggu sebenarnya

    BalasHapus
  18. aihhh dongeng ya makjleb ini. Terkadang ya gitu, manusia memang tempatnya salah dan khilaf. Tapi juga ya harus berlapang dada dan bermurah hati juga,seperti cerita diatas.

    Keren mbak may, alus pisan!

    BalasHapus
  19. intinya. ETIKA,
    etika dalam berbicara, etika dalam berperilaku harus kita tanamkan pada diri kita.
    apa yg kita omongkan itu g semua orang bisa terima. terlebih perlakuan kasar seperti yg di rasakan oleh tukang sapu itu.
    klo udah dendam atas perlakuan kita kadang orang bisa melakukan berbagai macam cara untuk membuat kita jatuh.

    so..hati2, harus mawas diri. dengan siapapun kita berbicara dan berperilaku wajib menggunakan bahasa Etika.

    BalasHapus
  20. Bagus mbak jalan cerita nya pesan yg terkandung di dalam nya juga sangat bermanfaat, semoga di artikel selanjutnya ada sambungan lagi dari kisah di atas.

    BalasHapus
  21. Jaat tuh kang sapunya
    Kepada kang sapu g boleh dendam dong
    Tega kamu mas kang sapu

    BalasHapus
  22. Manendra kayaknya makin di sayang oleh si Raja karna kepandainya...itulah kepribadian yang perlu di contoh agar atasan makin perhatian

    BalasHapus
  23. ini idea mbak maya ke? wahhhh bagus! bagus!

    BalasHapus
  24. Banyak yang tersirat dalam ceritnaya. Jgn ada niat untuk melukai karena kita gak tahu dampaknya bagi dia dimasa depan dan untuk kita juga

    BalasHapus

Terima kasih untuk kehadirannya di blog Maya salam hangat dan persahabatan selalu