Judul : Ayam Semur untuk Cahaya
Oleh : Admin Jejak Maya
Tampak dengan malasnya Cahaya menyodorkan nasi putih kedalam mulutnya yang mungil pagi itu. Sementara ibu terus memperhatikan gerak-gerik Cahaya dari balik gorden pintu kamar. Ibu sedang berkemas menyiapkan peralatan yang akan dibawanya ke tempat kerja hari ini. Ada pertemuan dengan tamu dari luar kota yang sudah dijadwalkan satu minggu yang lalu.
"Sayang ayo dimakan lauknya, biar sehat!" Ibu Lia mengingatkan gadis berusia delapan tahun itu dari dalam kamar.
"Cahaya bosan lauk tempe bu, Cahaya ingin yang lain ....!"
"Ya untuk pagi ini kita lauk tempe dulu sayang, in syaa Allah besok kita lauk yang lain ya ..." Ibu Lia mendekati Cahaya sambil mengusap lembut punggung gadis kecilnya.
"Cahaya ingin ayam semur bu, boleh ya?"
"Tentu saja boleh sayang, doakan ibu hari ini bisa mendapatkan ayam semur untuk cahaya ya."
Cahaya menganggukan kepalanya kemudian menyuap nasi dengan lauk tempenya masih dengan rasa malasnya. "Cahaya, di luar sana masih ada yang kelaparan, jangankan makan dengan lauk tempe ..., sebutir nasi pun mungkin belum ia dapatkan."
Cahaya meneguk air putih dari dalam botol air minum yang diperuntukkan sebagai bekalnya di sekolah nanti. Cahaya sudah dibiasakan oleh sang ibu untuk selalu membawa bekal dari rumah termasuk air minum.
"Jadi Cahaya harus pandai bersyukur tidak boleh mencela makanan, tempe itu makan bergizi loh ...." Lanjut sang ibu.
"Iya bu, ibu guru juga bilang gitu kok."
"Sip, sekarang sudah siap! Ayo kita tunggu Om Dodi di depan rumah sebentar lagi mobil jemputanmu datang!"
"Iya bu, Cahaya sudah siap, nanti siang kita lauk ayam semur ya bu."
"In syaa Allah ...."
Tet .... Tet .... Mobil jemputan sekolah datang, Cahaya mencium tangan ibunya dan sang ibu mencium pipi kiri kanan gadis kecilnya. "Assallamuallaikum ...."
"Waallaikumsallam, boleh hati-hati ya nak ...." Ibu melambaikan tangannya membalas lambaian tangan Cahaya.
Ibu mengambil dompet kulit berwarna coklat dari dalam tas sandangnya. "Hem, sempat nggak ya ..., tapi Cahaya pasti kecewa kalau siang ini masih lauk tempe lagi ...." Batin ibu Lia. Tentu saja Cahaya bosan lauk tempe, meskipun sudah diolah dengan cara yang berbeda tempe tetap saja tempe.
"Ayam ..., ayam, ayamnya bu?" Terdengar suara pedagang ayam potong menjajakan dagangannya. Ibu Lia bergegas menuju pintu dan memanggil si tukang ayam, "ayamnya mang ....!"
Si tukang ayam memutar motor yang dikendarainya memenuhi panggilan ibu Lia. "Ayamnya setengah kilo aja mang, bagian dada aja kalau bisa mang."
"Bisa bu, ini dua puluh lima ribu, bu."
Ibu Lia menyodorkan uang lima puluh ribuan ke mamang tukang ayam, "ini kembaliannya bu, terima kasih."
"Lia! Kok belum muncul! Cepet udah siang nih!" Suara Surti di ujung hanphone.
"Iya gua langsung kesana deh! Sorry telat!"
"Banget!!!"
Lia bergegas menuju kantor dengan motor bututnya, beruntung motor bututnya nggak rewel. Tidak butuh waktu lama lima belas menit bu Lia sampai di lokasi. Pertemuan pun berlangsung hingga tiga jaman. Ibu Lia gelisah ia lupa menyimpan ayam yang dia beli.
Jam dua belas siang ibu Lia pulang ke rumah biasanya Cahaya pulang jam yang sama.
"Meong ...." Ibu Lia tertegun menatap kucing dihalaman rumahnya sepertinya kucing yang masih menyusui. Dilihatnya kantong plastik sudah koyak-koyak tertiup angin. "Sudah kenyang ya? Ya sudah pergilah!"
Ibu Lia masuk ke dalam rumahnya, "maafin ibu ya nak, hari ini kita lauk tempe lagi," batin ibu Lia sambil membuka tudung saji di atas meja makan.
"Lia .... Lia ....! Lu kenapa sih nyelonong aja, pulang nggak bilang-bilang, nih untuk Cahaya."
"Eh iya maaf gua buru-buru...."
"Tadinya gua mau ajak lu makan dulu, lah gua cari di ruangan lu nggak ada, gua telpon nggak ngangkat, itu sengaja gua bawain buat anak lu, ayam semur untuk Cahaya semoga dia suka."
"Alhamdulillah, emang tadi pagi dia minta ayam semur."
"Ya lu buatin dong!"
"Tadi sebelum ke kantor, gua udah beli ayam, pas gua terima telpon dari lu gua lupa, ayam yang gua beli gua tarok di meja teras, pulang-pulang ayamnya sudah nggak ada tuh, plastiknya." Ibu Lia menunjukkan plastik berwarna bening yang ditiup angin dari balik gorden.
"Hah!!! Jadi gua yang salah dong kalau gitu, semoga ayam semur ini bisa menebus kesalahan gua ke anak lu ya si Cahaya."
"Hehe .... yah udahlah emang dasar sudah rezekinya hari ini mesti makan ayam semur kali ya .... Ih lupa makasih ya ayam semurnya."
Fiksi : Ayam Semur untuk Cahaya
semua dapat rezekinya ya mbak. Kucing dan cahaya bisa makan dg lahap lauk ayam hehe
BalasHapusalhamdulillah
Hapusya kalau sudah rezeki tak akan kemana sista
Ayam semur tu sama dengan ayama goreng.
BalasHapussaya betul betul baru untuk memahami istilah yang baru juga nie
Bro Hanafi, ayam semur itu adalah ayam yang dimasak dengan bumbu lada, bawang putih, bawang merah dengan tambahan kecap
Hapusrasanya gurih dan manis dari kecap yang digunakan juga ada rasa segar dari penambahan asam baik dari jeruk lemon maupun asam jawa
ini masakan khas Indonesia loh
wow..sedap tu..
Hapusada kesempatan memang mahu untuk ke sana..
nak cuba la.
makanan yang tiada di Malaysia
Nah itu baru cocok, supaya tahu rasanya juga hehe
Hapusbila masa nak terjah indonesia bro hanafi, tak terlalu jauh kan blogger Sabah atas Pulau borneo
HapusYang pasti semua ada hikmahnya ya mba :D
BalasHapusbetul, memetik hikmah dari peristiwa apapun
Hapusbayangkan rangkaian perjalanan rezeki, dari penjual ayam, kucing, cahaya
dan bisa jadi yang ada pada kita ada rezeki orang lain yg Allah titipkan lewat kita ...
setengah kilo ayam? cukup ke tu?😊
BalasHapusin syaa Allah cukup Dear, menurut angka kecukupan gizi 50 gram daging tanpa tulang sudah memenuhi porsi yang disarankan
Hapuskalau setengah kilo berarti bisa untuk lima porsi lebih kurang ya .... hehe
rezeki ga kemana ya... ayam semur buat Cahaya ada juga walaupun bukan ibunya yang masak
BalasHapusya sist Monica, jadi juga makan semur ayam
Hapusternyata ibunya Cahaya membeli ayam rezekinya kucing hehe
Saya juga nggak kebagian ayam semurnya nih. Tinggal nasi sama piringnya saja. Hehehe...
BalasHapusSabar ya ibunya cahaya, hehe ... Kalo ibu yg lain ... Wah, gk bisa mbayangin nasib si kucing. Bisa jadi semur mungkin hihihi...
BalasHapus