Di bilik hening, engkau datang
Kau bawakan cerita bisu yang menggebu
Bagaikan lepas dan piatu
Kau cipta sesak mengundang sengal
Tak lagi beraturan desah yang biasa terkungkung
"Sungguh pandai kau rayu purnama"
Sepenggal sajak yang sempat kau tuliskan
Hingga malam tak lagi pekat
Dan ....
Sang pungguk tak lagi menanggung gigil
Rahasia malam pun menyisih
Sajikan indah pada penikmat hening
Karena ....
Yakin pada yang bisa dipercaya
Pada mata elang yang telah singgah dan bermukim
Tak lagi menyimpan ragu
Dan ....
Berkisahlah pemilik rindu dalam temu
Sepenggal sajak telah menjadi candu
Menggelitik menuntun temu
Melebur dalam peraduan rindu
Lalu ....
Menggeliat
Dan ....
Lelap mengukir senyum
Sempat terngiang bisik ditelinga malam, "terima kasih sayang"
Edisi ~ Dibuang sayang
BalasHapusSengaja kudatang membawa bisu
Agar melebur dalam peraduan rindu, wkwkwkw. Mantap seperti kopi hitam
haha ....
HapusKopi hitam selalu ada di setiap situasi dan mampu melebur kebekuan
Tidurlah sayang
BalasHapusBawalah mimpi tentang diriku
Yang senantiasa merindukanmu
Seperti rasa dan aroma kopi hitam itu
Hehehe.. Kopi hitam memang mantap, seperti komen di atasku.
cie cie yang lagi kasmaran disana selalu mengumbar senyum dalam sajian hangat si kopi hitam haha ..
HapusSang bulan datang membawa senyuman
BalasHapusAgar tersenyum indah dindaku sayang,
Oase malam terlukis keindahan..,
Dipulau kapuk kita saling menimang.
Dan setelah itu...,
Kita tunggu komentar dibawahku.., haha
kunjungan soreku.., ditemani secangkir kopi hangat di depanku.
tersipu
Hapuspurnama bertabir mega
gulita telah menyimpan kisah
biar tersimpan di lembaran biru
jangan biarkan terhapus masa
kelak akan menjadi sejarah
andai lingkaran waktu
berhenti menuntunku
hehe ngopi sore ya ..
Jujur saya mah gak jago puisi, tapi saya suka membaca puisi apalagi yang agak-agak berbau romantis, bikin angan melayang ke masa kejayaan dulu hahaha...
BalasHapussama saja kang Maman daya juga nggk jago, cuma kepedean aja buat puisi membuang sepi hehe
Hapuslelap mengukir senyum. hmmm daleem
BalasHapuskalau sedalam sumur masih bisa ditimba pak
Hapuskira-kira sedalam apa ya? haha
malam hujan, membaca puisi bun maya, mendengar radio, duhai syahnya malam ini di kota palembang
BalasHapushujan merata sampai ke Lampung haha...
Hapusasyiknya dengar radio sambil makan tekwan ...
Paragraf terahirnya itu.. huuuu.
BalasHapusaahh keren ini, malem malem baca ginian.
Malam tak lagi pekat, katanya sih
Hapushehe ... paragraf keberapa ya?
Kata-kata terakhirnys ada makna yang mengundang rasa mengupas lebih dalam lagi nieh
BalasHapustak begitu tersembunyi mskna yang ingin disampaikan
Hapushehe ...
Adem banget bacana pagi2 gini Mbak Maya. aku lama nggak nulis puisi hiksss
BalasHapusayo buat lagi, aku juga tergantung mute aja sih
Hapusyang penting sudah terbit, entahlah hasilnya
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKoment yg ini typo. Hahaha
HapusDi balik hening ...
BalasHapusKau datang membawa angan.
Namun ... Lenyaplah angan dalam keheningan malam
Dan hanya meninggalkan kenang.
Gigil rindu kian membeku
Datangmu kala itu, hanyalah bayang semu.
Oh ... Kopi hitamku...
Kau hadir hanya dalam mimpi tidurku.
Kopi.... Mana kopi....😂😂😂
belum ngopi ternyata, silahkan pak seduh kopinya biar nggak grogi haha
Hapussampai typo berkomentar
ngebaca ini rasanya jadi gimana gitu
BalasHapushahahha mendadak rada galau aku mba May