Kamis, 13 April 2017

Sebagai Tetangga yang Baik

26 comments

Seperti biasa bila senja mulai datang, saat mentari meredup, angin sepoy-sepoy aku duduk di teras rumah dengan secangkir kopi kadang dengan secangkir teh berikut camilan sederhana ubi rebus atau pisang goreng karya tanganku sendiri. Ya karya tanganku sendiri karena aku memang tidak punya asisten untuk memgurus segala urusan dapur, sumur dan urusan rumah tangga lainnya, kecuali urusan cuci dan menyertika aku butuh bantuan, untuk hal yang satu ini aku percayakan pada seseorang, yah ..., hitung-hitung saling bantu-lah.

Nikmatnya menghabiskan senja sambil membaca beberapa postingan teman-teman blogku. Hingga tak terasa azan maghrib memanggilku untuk segera menunaikan kewajibanku kepada yang memberi hidup dan kehidupanku.

"Berbuat baik dan memuliakan tetangga adalah pilar terciptanya kehidupan sosial yang harmonis."

Sebelum senja benar-benar membenamkan diri, aku menengok kearah samping rumahku. Ada rumah bercat krem rumah tetanggaku. Tampak rumah sepi karena penghuninya memang sedang tidak ada di rumah.

Usai shalat maghrib berjamaah saatnya aku menyiapkan makan malam untuk keluarga tercinta, keluarga kecilku. Inilah saatnya anggota keluarga lengkap berkumpul. Ada kebiasaan dalam keluargaku untuk membiasakan makan malam bersama, karena kalau siang tidak bisa. Kalau pagi juga tidak sempat.

Usai pesta kecil di meja makan, saatnya aku temani gadis kecilku belajar. Itu sudah menjadi jadwal prioritasku. Meski hanya mengulang beberapa bacaan, hitungan, menyelesaikan PR atau mengoreksi kembali hasil pekerjaannya di sekolah siang tadi.

"Tok ... Tok .... Tok .... Assallamuallaikum ...." Terdengar suara salam dan ketukan pintu di luar rumahku.

"Waallaikumsallam ...." Aku menjawab dan segera menuju pintu melihat siapa yang datang.

"Eh, Mayang ayo masuk!" Mayang adalah anak tetanggaku. Wajahnya cantik dan orangnya supel, murah senyum. Sopan. Baru saja menyelesaikan D3 keperawatan.

"Makasih tante, ini dari mama." Mayang menyodorkan kantong plastik berwarna putih bertuliskan 'Pusat oleh-oleh khas Semarang dan Jawa Tengah.' "Mama kirim salam, mohon maaf belum sempat datang ke rumah tante ..., baru aja nyampe ..." Lanjutnya.

"Wah, terima kasih Mayang tolong sampaikan pada mama ya, tidak apa-apa ..., istrirahat dulu, kan baru sampai." Aku menerima kantong plastik itu dengan sumringah.

Ya tiga hari ini tetanggaku sekeluarga ada kunjungan ke Semarang. Loh kok aku tahu? Ya tahu dong, merekakan sempat berpamitan dan menitipkan rumahnya.

"Ummi Zalfa, kami sekeluarga akan ke Semarang selama tiga hari. Ada kunjungan." Begitu mama Mayang saat akan pergi ke Semarang ya beliau memang tidak menyebutkan kunjungan apa, sebagai tetangga yang baik tentu aku tidak juga ingin banyak bertanya. Karena menurutku kalau memang penting diberitahukan tentu dia akan mengatakannya.

"Sebagai tetangga yang baik kita harus menghormati privasi tetangga."

"O ya, selamat jalan ya, hati-hati di jalan, kira-kira apa yang bisa saya bantu mama Mayang selama mama Mayang dan keluarga sedang tidak ada di rumah?" Justeru itu yang meluncur dari mulutku, sebagai tetangga yang baik tentu aku berharap bisa membantunya.

"Ini loh ..., ummi Zalfa, kalau malam ada yang menunggu rumah saya, tapi bisanya cuma malam saja, kalau bisa tolong dilihat-lihat siangnya, ya luarnya saja kok."

"Inshaallah kalau begitu, akan saya usahakan, mama Mayang."

Merasa ada amanah ini tentu saja sebagai tetangga yang baik berusaha semampuku. Saat aku lihat tanamannya butuh air ya aku siram. Aku perhatikan pintu-pintu dan jendela rumah. Alhamdulillah aman.

Eh, malam ini dapat oleh-oleh dari Semarang, alhamdulillah. Ini yang namanya rezeki tak disangka-sangka. Ummi Zalfa tentu tak mengharapkan imbalan apa-apa, toh dia hanya berusaha sebagai tetangga yang baik. Nah, itu imbalannya di dunia loh, imbalan dari-Nya tentu akan lebih sempurna dan lebih istimewa lagi.

Hidup bertetangga itu memang seharusnya saling bantu. Sebagai tetangga yang baik bisa melebihi dari sanak family. Jangan remehkan bantuan sekecil apapun karena hal yang kecil akan menjadi besar dalam pandangan Allah kalau kita ikhlas dalam melakukannya.

If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

26 komentar:

  1. Sebagai tetangga ya sudah seharusnya kita bersikap seperti itu, walau terkadang nggak sesuai sama ekspektasi kita...

    Eh kok aktivitasnya sama ya kayak saya. Kalo saya libur, biasanya saya juga ngopi sambil ngemil dan duduk di depan rumah, sambil blogwalking... Mantap dah!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. senang kalau dengan tetangga bisa saling bantu

      hehe ya blogwalking lancar deh

      Hapus
  2. Hidup bertetangga memang harus saling hormat-menghormati ya kaka, saling tolong-menolong dan saling2 lainnya yang baik2 deh.. Nggak boleh sirik2an ataupun gunjing2an, kan mendingan sirik dan gunjing beneran aja ya kaka? hehe...

    Oya anaknya namanya zalfa? Bagus sekali, artinya apa tuh kaka..
    Salam ya buat dia..

    BalasHapus
    Balasan
    1. baik dengan siapapun nggk rugi ya, iyalah kan semua akan kembali pada pelakunya

      nanti disampaikan salamnya hehe

      Hapus
  3. Alhamdulillah banget ya dapet oleh-oleh, hal seperti ini yang membuat hidup bertetangga jadi rukun

    BalasHapus
    Balasan
    1. rukun dengan tetangga hidup jadi tentram mas
      hehe .. iya oleh-olehnya manis-manis

      Hapus
  4. Enak sekali ya mba kalau sama tetangga rukun, yang kayak gini sebenernya jarang lho. Terbukti lah kalau saya jajan ke warung kadang ada kumpulan ibu2 yg lagi pada gosip :)

    suka banget baca kata-kata ini "Berbuat baik dan memuliakan tetangga adalah pilar terciptanya kehidupan sosial yang harmonis."

    hal tersebut juga sebenernya selalu saya lakukan mba biar semua tetangga rukun, ga enak juga kan kalau ada masalah sama tetangga :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. rukun dg tetangga itu asyik, yah meski ngegosip jg asyik tapi bikin hidup nggk asyik

      hak tetangga itu tdk terbatas pada suku, ras dan agama sebagai hubungan sesama manusia, itu yg aku ketahui

      waduh iya jgn sampai deh ada masalah dg tetangga .. itu pasti sangat tdk nyaman

      😀

      Hapus
    2. hehe, iya dong mba. Jangan ada deh soalnya kalau ada masalah nanti jadi malu sendiri pas ketemu lagi :)

      itulah kenapa kita harus bisa ngontrol emosi dan harus bisa rukun dengan tetangga

      Hapus
  5. Seneng ya kalau memiliki tetangga ya rukun kayak gitu,bisa saling membantu satu sama yg lain ketika membutuhkan.

    sayang yg baru lulus D3 keperawatan nggak diabadikan di artikel

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar sangat menyenangkan, walau sekedar bantuan kecil dan sedrhana

      haha iya disimpan di artikel buat kenang2an

      Hapus
  6. benar sekali tuhh, harus saling bantu sama lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. harus saling bantu....pale lu peyang

      Hapus
    2. ya semampunya atuh kalau sedang tak bisa ya mohon maklum
      hehe

      Hapus
  7. hidup bertetangga yang masih sangat terasa bahwa tetangga dan kita ini adalah mahluk sosial ya di DESA CILEMBU, contohnya...sakit flu aja para tetangga pada mbesuk, apalagi ketika hajatan dan bikin rumah semua tetangga ikut serta sibuk mbantuin.
    budaya malu kalau nggak ikut gotong royong masih sangat kental...ya beda tipis deh dengan tetangganya mang admin...#eh

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama kok mang, di desa maya msh sangat kental budaya malu,
      malah ada yg sampai malu-maluin haha ...

      Hapus
  8. Alangkah indahnya bila hidup rukun dengan tetangga, saling menghargai, saling menghormati dan yang pasti bisa saling menjaga (titip amanah) di saat kita sedang bepergian ke luar kota, sungguh keindahan yang tak boleh kita abaikan ya mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mang harus dipupuk supaya tumbuh subur jadi lebih indah kan hehe

      Hapus
  9. sebagai tetangga yang baik tentu selalu ingin memuliakan tetangganya walau beda agama suku dan ras ini adalah dalam hubungan antar sesama manusia

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya begitu pakde, itu hak tetangga dalam hubungan ukhwahnya

      Hapus
  10. Nama anak tetangganya Mayang, salam kenal ya? Hehee

    Saya mah kalau bertetangga bukan lagi baik mbak tapi udah ky sodara sendiri, makan minum kdg tidur juga mandi disitu, soalnya tetangga saya memang saudara kandung saya wkwkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. kabarnya sih gitu, boleh nanti kalau benar namanya Mayang di sampaikan salamnya

      itu namanya tetanggaku saudaraku, ada juga loh yang tetanggaku pacarku haha

      Hapus
  11. Semarang kota Atlas ....warga sekita kota ini sangat santun serta mengutamakan budaya bertetangga yg baik,

    bersosialisasi dengan ramah , selalu mengucapkan salam setiap bertemu saudara kerabat ataupun tetangga....iya kan neng

    BalasHapus
    Balasan
    1. jadi ingin berkunjung ke Semarang nih, tapi khawatir betah nggk pulang lagi ke Lampung hehe
      di Lampung juga orangnya banyak yang santun dan ramah juga loh

      Hapus
  12. Budaya memberi hadiah perlu digalakkan meskipun sekedar memberi kue paling tidak bisa mempererat hubungan antar tetangga

    BalasHapus
  13. Waduh.. Tetangga yang baik kirim oleh2 lagi. Awas jangan lupa jatah preman ya mbak 😂

    Ulah poho titip salam buat tetangganya mbak maya 😅

    Kabur ah sebelum sendal melayang 💨🏃🏃🏃🏃🏃

    BalasHapus

Terima kasih untuk kehadirannya di blog Maya salam hangat dan persahabatan selalu