Rabu, 25 Oktober 2017

Puisi Celotehku Pada Kabut yang Membisu

8 comments

Puisi Celotehku Pada Kabut Rindu Yang Membisu adalah judul dua puisi karyaku hari ini.

Kabut adalah tetesan air yang menggumpal lembut menggantung di udara. Warnanya tampak abu-abu bagai awan. Terlihat menyelubungi bumi mampu membuat samar pandangan mata.

Kabut dapat disentuh meski sulit dirasakan, tapi meninggalkan lembab pada helai dedaunan, sedang awan tak tersentuh karena letaknya yang lebih tinggi dari pada kabut.

Hampir di setiap senja dan pagi aku melihat kabut apalagi bila musim dingin tiba seperti sekarang ini. Kabut menginspirasiku menulis puisi celotehku pada kabut rindu yang membisu.



Puisi celotehku


Seperti kemarin
Di pagi yang dingin
Kau datang menirai pandangan
Aku ingin kau pergi bersama angin
Tapi, kau membeku mencengkram embun


Pagi kau datang lagi
Bersama kabut yang setia mendampingi
Mengabu di udara menunggu sang mentari
Dan aku menanti kau menyibak pergi


Puisi celotehku kemarin dan hari ini
Bukan membenci kabut pagi
Bukan tak ingin kau temani
Rindu ini semakin meninggi
Padamu si mata elang yang datang menguntai mimpi
Kabut mengapa tak kau bawa ia kembali?


Luruhku di sudut pagi
Kaupun pergi bersama senda sang pagi
Ketika kabut hilang mengejar hari
Aku tak beranjak menantimu di sini


Puisi celotehku senja ini
Kabut datang kembali menutup hari
Tak mampu membawamu kembali
Si mata elang tak mungkin datang lagi
Kini kabut sepi yang aku dapati


☁️☁️☁️☁️☁️


Pada Kabut Rindu yang Membisu


Berapa musim lagi harus kutapaki perih
Langkah kaki ini tak akan pernah letih
Menguntai kata pada kabut rindu yang membisu
Ku hanyut dalam sepi yang kuciptakan sendiri


Andai harus seribu musim kulewati
Atau malam yang panjang harus kujelajahi
Agar kabut rindu yang membisu tersenyum kembali
Meski dalam kesakitan kuterbaring berselimut sepi
Aku tidak akan pernah perduli


Tak pernah aku takut tertikam nyeri uluku
Kupahatkan disetiap sudut-sudut hati tentang rindu yang menunggu
Biarkan aku menjuntai disetiap lembar mimpi-mimpi malamku
Dan aku rela terjaga pada hamparan cerita semu
Demi kutemui satu senyum pada kabut rindu yang membisu


Belantara rimba cinta ini kian sepi
Hanya samar yang kerap hadir menyambangi
Di balik kabut itu kau bersembunyi
Menatapku penuh misteri
Sesaat awan hitam di siang hari menutupi
Kaupun berpaling menyimpan cerita di peti rindu yang kau kunci


Desah angin menoreh lirih
Gulana mega mendung menagih rasa rindu yang kian perih
Tetesan air hujan pun jatuh bak merintih
Kini musim berlalu dibawa waktu yang beralih
Pergi menjauh tak berdalih
Menyisakan rindu pada kabut rindu yang membisu


⛈⛈⛈⛈⛈



Dua puisi terangkai sudah sambil menyeruput kopi di sore hari, tampak cakrawala tertutup kabut yang membisu. Ingin memandang senja yang indah, tapi hari ini tak kunjung datang kabut tak juga beranjak pergi.

Masih ada harapku di malam ini bintang berkelip memberi cahaya kala gulita menutup semesta.

Bagaimana sahabat mayaku?
Puisi yang terinspirasi dari kabut ini indah ya ....
Kedua puisi kini menambah koleksi puisi di blog sederhana, yaitu blog jelmayatiasa.blogspot.com. Silahkan baca juga puisi yang lainnya di blog ini. Berpuisilah kamu pasti bisa walau hanya satu bait saja. Percayalah! Dan tetap semangat!
Terima kasih.


Wassallam


Puisi maya : Puisi celotehku pada kabut rindu yang membisu

If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

8 komentar:

  1. Oh kabut.... kau telah menjadi penghalang hati dan mataku,
    Oh kabut.., ternyata beda memaknai.
    Desah angin menoreh lirih
    Pirih menahan rindu,
    Wis intinya rindu dan rindu gitu sajalah. Rindu yang tidak terbalaskan. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe ....
      Salah memaknai kabut ternyata kabutnya nggk peka

      Hapus
  2. Kirimkanlah salam untuknya lewat angin malam puas rinduku..

    mimpi kan lah daku didalam tidur..😂😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. angin biasanya salah alamat
      bisa lewat email aja biar nggk nyasar
      hehe ...

      Hapus
  3. tiap mampir kesini pasti kebagian post yang puisi, emg jago nh tante maya :D buat puisi .. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih
      Sudah mau mampir
      Blog ini blog gado gado hehe

      Hapus
  4. Kenapa ya, kok puisinya mba maya bagus" :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih sudah memuji
      Semoga bisa lebih bagus lagi 😀

      Hapus

Terima kasih untuk kehadirannya di blog Maya salam hangat dan persahabatan selalu