Selasa, 06 Desember 2016

Tidurlah Sayang

10 comments




"Tidurlah Sayang."

“Aku tidak mau tidur sendirian Bu.”


Tampak olehku bulir air mata mengalir dari kelopak mata yang indah itu. Dengan cepat tangan mungil gadis kecil di depanku itu menghapusnya. Wajahnya sedih dan memelas.


"Hmm ...," aku menghela napas panjang. Wajah bidadari kecilku ini selalu membuatku terenyuh dan tak kuasa untuk menolak keinginannya.


Tapi kali ini kata "tidak" tentu saja tak boleh  keluar dari mulutku demi kasih sayangku untuknya.


“Ayo, ibu temani sebentar yah.” Nampak bibir mungilnya menghadiahkan sebuah senyuman, terlukis kebahagiaan di wajah permata hatiku itu.


“Bu, kita tidur bertiga dengan Teddy bear yah?” Suaranya yang manja itu terdengar lirih.


“Boneka Teddy bear ? Boleh dong. Berempat dengan sang bintang juga boleh.” Jawabku sambil kami masuk ke dalam kamarnya.


Kami tidur dengan kepala menghadap jendela kamar yang berdaun jendela lebar. Sengaja gordein tidak di tutup, agar kami bisa melihat pemandangan langit dengan jelas dari tempat kami berbaring.


Langit tampak cerah malam itu. Bintang-bintang bertaburan memenuhi angkasa raya dan bulan tampak bersinar penuh dengan cahaya yang memantul berkalau - kilau.


Aisyah, permata hatiku, mendekatkan kepalanya ke sisi pundakku, dan tangan mungilnya menyusup melingkari lenganku. Boneka Teddy bearnya menyembul di antara tubuh kami yang berhimpitan.


"Aisyah sayang, sudah tidur ya..?" Tanyaku.


"Belum bu" jawabnya lirih


"Lihat bintang-bintang itu, bagus yah,” kataku padanya dengan segala kekagumanku yang utuh pada keindahan jagad raya di atas sana.


"Subhanallah .... Maha Suci Allah". Lanjutku


“Iyah bagus.” Suara kecil Aisyah mulai melemah karena diserang kantuk terdengar lirih.


“Besok-besok, Aisyah ...., jangan takut tidur sendirian ya. Ini hari terakhir ibu menemani Aisyah.”


Tidak ada jawabannya, tapi aku merasakan rengkuhan tangan kecil di lenganku mengeras, sebuah isyarat tak hendak berpisah. Seperti malam-malam sebelumnya, rupanya malam inipun Aisyah tidak ingin tidur seorang diri.


“Aisyah, lihat bintang yang paling terang itu.” Tanganku menunjuk ke angkasa raya, pada satu titik di sebelah utara, dimana ada sebuah bintang yang terlihat paling terang cahayanya dan paling besar pula keberadaannya dibanding bintang yang lain.


"Itu namanya bintang kejora.” Kami bersama mengagumi bintang kejora. Sederetan awan kelam yang berbaris mendekati bintang kejora, rupanya malu hati akan niatnya untuk menutupi bintang tersebut sehingga dengan cepat awan itu menyingkir dan kembali bintang kejora berkilau-kilau indah.


“Ya bagus bu, Aisyah suka bintang kejora.” Suara Aisyah kembali terdengar.


“Besok, kalau Aisyah tidur sendirian, Aisyah lihat saja ke langit. InshaAllah bintang kejora akan selalu muncul jika langit cerah. Aisyah bayangkan bahwa ibu ada di samping Aisyah, sedang menatap bintang kejora bersama seperti malam ini. Jadi Aisyah tidak takut lagi tidur sendirian.” Sebuah senyuman terukir di mulut mungil Aisyah dan sebuah kecupan mendarat di pipiku yang dihadiahkan Aisyah padaku. Lama kami terdiam hingga yang terdengar kemudian adalah bunyi napas yang teratur. Hingga ....


“Bagaimana jika bintang itu tidak muncul Bu?" Tanya Aisyah.


“Hah ?…ngggnn.” Aku tidak langsung menjawab dan jeda waktu menunggu itu membuat sebuah kegelisahan tiba-tiba muncul di wajah Aisyah.


"Bagaimana jika langit mendung dan badai datang?" Suaranya yang semula lirih kini dipenuhi rasa kekhawatiran.


Kurengkuh tubuh mungilnya erat-erat dan kubisikkan kata di telinganya, “Ada Allah yang selalu setia menemani Aisyah sayang, Allah tidak akan pergi meninggalkan Aisyah, apapun keadaan yang datang dan selalu berubah-ubah. Bintang kejora itu adalah kasih ibu yang akan ibu berikan untuk Aisyah, tapi ibu dan bintang kejora, bahkan juga Aisyah, ayah, kakak, adalah ciptaan Allah, yang bisa menghilang, pergi jika Allah menghendakinya. Tapi Allah yang Maha Pencipta selalu hadir menemani Aisyah. “


“Ibu akan pergi kemana ?”


“Suatu hari nanti, mungkin ibu akan pergi menghadap Allah. Kalau itu terjadi, Aisyah tidak bisa bertemu ibu lagi, kalau Aisyah kangen, Aisyah lihat saja ke langit yang cerah, bintang kejora itu adalah kasih sayang ibu yang sudah ibu ukir di sana agar Aisyah selalu ingat ibu. Jangan pernah merasa putus asa jika Aisyah merasa seorang diri, karena bintang kejora itu selalu bersinar meskipun awan gelap selalu berusaha menutupi kehadirannya. Aisyah bisa lihat bintang itu dimanapun Aisyah berada di muka bumi ini. Dan ingat. Meski bintang itu hilang karena siang muncul menggantikan malam, ada yang selalu setia menemani Aisyah dan menyayangi Aisyah melebihi kasih sayang ibu ke Aisyah, bahkan melebihi kasih sayang seluruh makhluk di muka bumi ini. Itu adalah kasih sayang Allah Subhanallahu Wa ta’ala."


"Nah sekarang  tidurlah sayang pejamkan matamu."


Hening.


“Apakah aku akan bertemu ibu lagi di hari esok?" Muncul pertanyaan baru. Bola mata bening bagaikan mutiara itu menatapku dengan penuh tanda tanya. Sebutir mutiara bening meluncur dari sana, dan genggaman jemari kecil di lengan tanganku kian erat.


“Hanya Allah yang tahu sayang. Jika Allah mengizinkan, tentu kita akan bertemu dan bermain kembali, sekarang, tidurlah sayang."


Mata Aisyah menatapku dengan polos dan sebuah telaga bening di kelopak matanya terlihat bergetar tak kuasa menahan bendungan air yang terkumpul di sana. Kukecup keningnya dengan penuh rasa kasih dan sayang.


“Ibu sayang Aisyah, jika takdir datang dan memisahkan kita, rasa sayang dan doa ibu akan selalu tercurah untukmu nak. Bersyukurlah selalu pada Allah, karena apapun takdir yang diberikan oleh Allah, dalam perhitunganNya, itulah yang terbaik bagimu. Tidurlah sayang ada Allah yang akan menjagamu selalu". Kupeluk erat putriku, "ibu akan terus menemanimu hingga kau tertidur lelap malam ini, tidurlah sayang."


Ade Anita


If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

10 komentar:

  1. Kasih sayang Ibu kepada anaknya tak akan memudar meski ajal menjemput, begitupun sebaliknya.

    BalasHapus
  2. Ibu juga selalu menemaniku, siang malam bahkan hujan badai sekalipun

    BalasHapus
  3. seorang ibu akan terus memberikan do'a yang terbaik buat putra & putrinya.,kasih sayang seorang ibu tak kenal lelah walau bumi ini harus berhenti berputar..

    begitu tulus pengorbanan dan kasih sayang yang ibu berikan, demi sang buah hati tercinta.

    BalasHapus
  4. sejatinya pasti Ibu menyanyangi dan mendo'a kan yang terbaik buat anaknya ya bahkan diseluruh penjuru dunia sudah banyak sekali lagu tentang sosok yang luar biasa...Ibu!
    dan allah swt, jangan tanya lagi bagaimana dia menyanyangi kita.

    BalasHapus
  5. kasih ibu tak terhingga sepanjang masa,
    bagai sang surya menyinari dunia., :)

    BalasHapus
  6. Ibu memang menjadi penentu bagi anak-anaknya kelak. Mengajarinya lewat sebuah bintang memang ide yang bagus. Agar suatu saat nanti, ketika perpisahan itu datang tidak menyisakan kesedihan yang terlalu dalam.

    BalasHapus
  7. Melihat langit malam sebelum tidur itu, indah banget dan bisa bikin pikiran tenang. Andai di jakarta bisa liat bintang.

    BalasHapus
  8. mantaff bangett dehhh ini artikelnya...

    BalasHapus

Terima kasih untuk kehadirannya di blog Maya salam hangat dan persahabatan selalu