Angin Desember menyapaku
Pada tepian pagi yang beku
Menanti hangat menyentuh hening
Ketika gulana melumat rasa
Pada sesalku yang kerap terlambat
Lirih senda tak berjiwa
Hampa menyisip nada sumbang
Tetap mereguk walau perih tanpa keluh
Pada kisah yang tak akan pernah usai
Hingga siang merapat senja
Ingin berlari menjauh
Lunglai tak mampu beranjak jua
Ingin membenci rasa yang ada
Bergeming pada kenang yang mengikat hati
Salahkan aku yang tak mampu berpaling
Senja yang kian meranum
Menatap sinis membakar gejolak
Lukisan rindu tak mampu ku tepis
Desember ini menjadi saksi
Satu nama telah terpatri
Ah!
Aku ingin engkau di sini
Bersama menatap senja akhir tahun ini
Memeras rindu yang menyiksa rasa
Sebentar saja waktu untuk ku
Lalu ....
Tak mengapa engkau berlalu
Mungkin telah habis waktu untuk ku
Aku terlalu mengiba untuk temu
Sebentar saja waktu untuk ku
Memang waktu ku terlalu singkat
Tak mampu menanti terlalu lama
Ada pinta yang kian menjerat
Angin Desember menyapaku
Detak Detik Dada
BalasHapusDetik-detik mendetak di dada-dada
Pada enam puluh tepatnya
Gemuruh menerjang dada
Berdetak di detik waktu
.
Tubuh-tubuh kita berpeluk peluh
Menari erotis
Di antara remang lampu kamar
Detak berpacu
Seirama detik jam di dada-dada
.
Ada degup dan debar
Menyongsong detak di detik malam
Desember menapak pergi
BalasHapusperlahan
disini
selalu ada untukmu :)
Puisi yang romantis sekali. Salam kenal mbak dari Pekanbaru.
BalasHapusDetik demi detik berganti
Waktu berlalu dengan pasti
Desember Januari laksana sejoli
Berjalan bergantian beriring iringan
Aku pergi insha Alloh kembali
Jangan engkau bersedih hati..#tsaah..
Desember banyak yang mengaitkan dengan perasaan ya, hingga tercipta berbagai macam karya sastra termasuk admin blog ini.
BalasHapusPuisinya bikin baper
BalasHapus